Agus Prayogo yang turun pada kelas maraton putra dengan waktu 2.32.21, disusul Muhammad Ady Saputro (2.35.30), dan di urutan ketiga Iqbal Saputro (902.38.30)
Kemudian di kelas maraton putri, Odekta Naibaho mencatat waktu 3.02.48, kemudian kedua Pretty Sihite (03.18.59) dan ketiga Irma Handayani (03.19.13).
Dalam lomba maraton yang sempat diguyur hujan tersebut, Agus memecahkan rekornya sendiri pada PON Papua dengan waktu 2 jam 33 menit.
Dengan prestasi tersebut, Agus mendapat bonus dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo senilai Rp10 juta.
Baca juga: Mendagri larang lomba lari Borobudur Marathon ditonton langsung warga
Dalam konferensi pers, Agus Prayogo mengakui untuk pertama kalinya ia mendapat medali emas untuk kategori maraton di Borobudur Marathon, karena sebelumnya berpartisipasi pada kategori half maraton.
"Baru tahun ini saya putuskan untuk berpartisipasi mengikuti elite race, saya bersyukur situasi kondisi, terutama cuaca sangat mendukung sehingga raihan catatan waktu saya hari ini lebih bagus dari pada di PON Papua bulan lalu," ungkap Agus.
Ia pun menuturkan jika sebelumnya Borobudur Marathon digelar dengan rute mengelilingi desa-desa di sekitar Candi Borobudur, namun kali ini, untuk kedua kalinya Borobudur dilaksanakan di kompleks Lumbini Candi Borobudur dengan sistem looping.
"Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi atlet, rutenya looping 12 kali," kata Agus.
Ia juga menyampaikan terima kasih pada penyelenggara Borobudur Marathon karena di tengah pandemi masih tetap berlangsung.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan ajang tersebut bisa menjadi tantangan, terutama mengenaipelaksanaan maupun pengelolaan kegiatan maraton di tengah pandemi.
"Alhamdulillah, tahun ini lebih baik karena situasinya juga lebih baik. Kami mencoba merekayasa dari jalur yang mestinya keluar dari kawasan candi, sekarang muter-muter candi sampai 12 kali, mungkin akan bosan, tetapi saya melihat semangat dari para pelari bagus, bahkan Agus bisa pecahkan rekor PON Papua," tutur Ganjar.
Baca juga: Betmen dan Pretty juara Borobudur Marathon 2020
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021