"Rangkaian bom yang ditemukan di Masjid Kasepuhan tahun lalu memiliki kemiripan dengan rangkaian bom di Mapolresta Cirebon," kata Arief disela acara diskusi kebangsaan di Keraton Kasepuhan, Selasa.
Menurut Arief, bom yang ditemukan di Masjid Kasepuhan sama-sama berdaya ledak rendah. Bahannya terdiri dari paku, petasan, bensin, air raksa, timer, dan lain-lain. Bom tersebut ditemukan oleh Kaum Masjid yang tengah membersihkan masjid usai pelaksanaan Shalat Jum`at (26/2/2010).
"Awalnya kaum masjid membiarkan paket yang dibungkus dengan kantong plastik berwarna hitam tersebut barang kali ditinggalkan sementara oleh pemiliknya.
Namun karena sampai keesokan harinya paket tersebut tidak ada yang mengambil kaum masjid curiga dan melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian," jelas Arief.
Kecurigaan pengurus masjid tersebut ternyata benar. Polisi yang kemudian datang bersama tim gegana Satbrimob Polda Jabar akhirnya menemukan sejumlah rangkaian bom siap ledak.
"Namun, rupanya bom tersebut tidak meledak karena ada kabel timer yang terputus," ujar Arief.
Jika saja meledak, kata Arief, diperkirakan akan banyak korban yang berjatuhan karena saat itu diletakkan di tengah-tengah jamaah shalat Jum`at. "Saya masih ingat pada hari itu Keraton Kasepuhan tengah merayakan puncak Maulid Nabi
Muhamammad SAW, malamnya kami melangsungkan ritual Panjang Jimat," kata Arief.
Pascakejadian tersebut, Arief meminta aparat kepolisian mengungkap pelaku dibalik rencana aksi biadab tersebut.
"Pada tanggal 10 Oktober 2010 kami mengirim surat kepada Kapolres Cirebon Kota mengingatkan aparat kepolisian maupun Masyarakat waspada terhadap teror bom agar tidak terulang peristiwa di Masjid Kasepuhan," kata Arief.
Arief mengaku baru mendapatkan jawaban dari Kapolres pada 14 Januari 2011 yang berisi polisi masih terus melakukan penyelidikan. Namun hingga genap satu thun penyelidikan oleh pihak kepolisian tidak membuahkan hasil.
"Pada tanggal 16 Pebruari 2011 tepatnya pada puncak pelal peringatan maulid nabi tim gegana kembali menyisir Masjid Kasepuhan untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa yang terjadi setahun sebelumnya. Kami bersyukur saat itu polisi tidak menemukan bom," ujar Arief.
Namun, pihaknya terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian dengan harapan aparat jangan sampai kecolongan. Namun, Arief mengaku sangat kaget ketika mendapat informasi aksi pengeboman yang justru terjadi di Markas Polresta Cirebon.
"Kami meminta aparat membongkar jaringan pelaku. Bisa saja MS hanyalah korban karena ada orang atau sistem yang mengendalikanny," kata Arief.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011