WHO mengatakan bahwa mereka harus mengambil "pendekatan berbasis risiko dan sains".
"Pada titik ini, pembatasan perjalanan harus dilakukan hati-hati," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier pada konferensi pers PBB di Jenewa. "WHO mengimbau agar negara-negara tetap menerapkan pendekatan berbasis risiko dan sains ketika menerapkan langkah-langkah pembatasan perjalanan."
WHO pada Jumat menggelar pertemuan para ahli untuk mengevaluasi status varian baru tersebut dan akan membagikan pedoman lebih lanjut tentang tindakan yang dapat diambil negara-negara, kata dia.
Diperlukan waktu berminggu-minggu untuk memahami dampak varian baru tersebut, katanya menambahkan.
Para peneliti, kata Lindmeier, sedang bekerja untuk menentukan seberapa cepat penularannya dan bagaimana varian itu akan memengaruhi pengobatan dan vaksin COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Afsel sebut Inggris "terburu-buru" larang penerbangan
Baca juga: Varian baru COVID ditemukan, EU bakal setop penerbangan dari Afsel
Baca juga: Negara-negara Asia, Eropa waspadai varian baru virus corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021