Jakarta (ANTARA News) - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan yang komprehensif yang mencakup aktor nonlapangan terkait dengan peledakan bom di Masjid Polres Cirebon.
"Kami meminta Polri untuk melakukan penyelidikan yang intensif dan menyeluruh sehingga dapat membuka keterlibatan aktor nonlapangan, otak peristiwa, motif serta pendanaannya," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras, Indria Fernida, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Indria menuturkan, Kontras mengecam peledakan bom di Masjid Polres Cirebon, Jumat (15/4), yang mengakibatkan satu orang meninggal dan 28 orang luka-luka.
Kontras memandang tindakan bom bunuh diri tersebut sebagai sebuah tindakan yang tidak beradab dan tidak manusiawi, serta menimbulkan situasi tidak aman dan kekhawatiran bagi masyarakat.
LSM itu juga menyatakan keprihatinan dan duka cita kepada keluarga besar Polri atas terjadinya peristiwa ini.
Ia juga mengemukakan, adalah penting pula bagi Polri untuk meningkatkan fungsi intelijen dan berkoordinasi dengan fungsi intelijen institusi lain untuk mengantisipasi aksi serupa.
Menurut dia, hal tersebut karena melawan tindakan teror dan kekerasan merupakan tanggung jawab negara yang tidak dapat dijawab dengan tindakan parsial.
"Upaya ini juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat untuk membangun bangsa yang beradab dan berkemanusiaan," katanya.
Sementara itu, Polri hingga kini masih menelusuri jaringan teroris terkait pelaku bom bunuh diri di mesjid Adz Zikro, Mapolresta Cirebon, Muhammad Syarif Astana Garif.
"Kita masih menelusuri jaringan teroris yang terkait dengan Syarif," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Senin (18/4).
Ia memaparkan, pihak kepolisian tidak yakin bahwa Syarif dalam melakukan aksinya merencanakan sendirian.
Selain itu, Tim Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri kini telah memburu pelaku lainnya, yang diduga terlibat dalam aksi terorisme bom ini.
"Sebanyak 30 saksi yang telah diperiksa termasuk istri, orang tua, dan adik Syarif, tapi belum diindikasikan terlibat," katanya. (M040*S035/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011