Kabul (ANTARA News) - Seorang bersenjata yang memakai seragam militer Afghanistan melepaskan tembakan di dalam kementerian pertahanan Afghanistan, Senin, menewaskan dua prajurit dan melukai tujuh orang, dalam serangan berani yang diklaim oleh Taliban.
Serangan itu, yang kata kelompok militan tersebut ditujukan pada Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet yang sedang berkunjung, merupakan serangan ketiga terhadap aparat keamanan Afghanistan yang dilakukan oleh gerilyawan berseragam dalam empat hari ini dan salah satu pembobolan keamanan terburuk dalam beberapa tahun ini.
"Seorang yang memakai seragam angkatan darat Afghanistan menembakirekan-rekannya, menewaskan dua prajurit, mencederai tujuh lain,kemudian ia ditembak dan jatuh," kata juru bicara angkatan daratAfghanistan Jendral Mohammad Zahir Azimi kepada AFP.
Setelah tewas, penyerang didapati memakai rompi bom bunuh diri, kata Azimi.
Gerilyawan memasuki bangunan itu dan berhasil mencapai ruangan di ataskantor Menteri Pertahanan Abdul Rahim Wardak, dimana ia memulaipenembakan, kata seorang pejabat kementerian pertahanan yang tidakbersedia disebutkan namanya.
Penyerang menembak mati seorang pengawal deputi menteri pertahanan,sementara korban cedera mencakup pengawal lain deputi menteri, seorangpembantu menteri pertahanan dan sekretaris kepala staf angkatan darat,kata seorang pejabat senior keamanan yang juga menolak disebutkanjati-dirinya.
Longuet sedang mengunjungi Afghanistan, namun kantornya mengatakanbahwa ia tidak berada di Kabul pada saat serangan itu, sementaraseorang pejabat Prancis menekankan bahwa mereka tidak melihat buktibahwa serangan itu merupakan upaya untuk membunuhnya.
Sebelumnya, satu sumber militer mengatakan kepada AFP, tiga gerilyawanmemasuki bangunan itu, yang menghadap istana Presiden Hamid Karzai dikompleks bangunan dengan pengamanan paling ketat, dan mereka semuatewas.
Serangan itu, yang ketiga yang dilakukan pelaku berseragam dalam empathari ini, diyakini sebagai pembobolan keamanan terbesar sejak upayagagal untuk membunuh Karzai pada 2008.
Jumat, kepala kepolisian provinsi Kandahar, Afghanistan selatan,ditembak mati di markas kepolisiannya oleh seorang penyerang yangmemakai seragam polisi.
Sabtu, lima prajurit internasional dan empat prajurit Afghanistan tewasketika seorang anggota Tentara Nasional Afghanistan meledakkan dirinyadi markas militer di provinsi Laghman, Afghanistan timur.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian serangangerilya yang bermunculan lagi di sejumlah daerah di Afghanistan.
Pada 7 April, enam personel keamanan Afghanistan tewas ketikagerilyawan Taliban meledakkan sebuah bom yang disembunyikan di dalamambulan di tengah serangan yang dilakukan terhadap kantor polisi dikota Kandahar, Afghanistan selatan.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil danmiliter mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yangdikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timurke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjangtahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagipasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situsindependen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam NegeriAfghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibatserangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkanserangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalamperang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-UniSovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan diAfghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangigerilyawan Taliban.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkanpemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu olehinvasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpinAl-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangandi wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakuppuluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuanmemulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namunkini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahunitu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasipimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perangitu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalandan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan danpasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi)mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing diAfghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011