Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengapresiasi dedikasi para guru yang berjuang mencerdaskan bangsa, terutama di tengah tantangan pandemi.
"Tentu ini tidak mudah dan membutuhkan proses adaptasi, namun para pendidik kita menjawab tantangan tersebut, karena pendidikan memang tidak bisa menunggu dan harus terus dilakukan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangan pers, Kamis.
Hampir dua tahun belakangan ini, guru harus mengajar di tengah tantangan pandemi. Mereka harus memanfaatkan teknologi, menciptakan sistem pembelajaran dalam jaringan semenarik mungkin supaya murid tetap semangat belajar, meski dalam kondisi penuh keterbatasan.
"Sementara itu, di daerah yang sulit akses internet, banyak guru yang menempuh risiko dengan mengajar dari rumah ke rumah agar hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi. Kita sangat menghargai perjuangan para guru ini, serta berterima kasih atas jasa-jasa mereka," kata Johnny.
Baca juga: Kominfo dorong lulusan DLA hasilkan kebijakan berbasis digital
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berupaya meringankan beban para pendidik dan tenaga kependidikan dengan beragam paket kebijakan.
Salah satu kebijakan yang berlaku adalah relaksasi dana Bantuan Operasional Sekolah, yang bisa digunakan untuk membayar honor guru non-PNS dan guru honorer. Pemerintah juga memberikan Bantuan Subsidi Upah untuk pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS.
Untuk daerah yang mengalami kesulitan akses internet, pemerintah menyediakan modul pembelajaran untuk memudahkan guru ketika mengajar. Platform Guru Belajar dan Berbagi diciptakan agar guru dapat saling belajar dari rekan sejawat dalam mengembangkan pembelajaran.
Pemerintah berupaya meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dengan menyelenggarakan seleksi guru ASN (Aparatur Sipil Negara)-PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Seleksi dilakukan dengan afirmasi bagi pelamar yang telah memiliki sertifikat pendidik, berusia lebih dari 35 tahun, penyandang disabilitas, berasal dari THK II (Tenaga Honorer Kategori II), dan aktif mengajar selama paling tidak tiga tahun.
Indonesia saat ini sudah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas sambil menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Peran guru dalam keberhasilan PTM terbatas tidak hanya dalam urusan pembelajaran, tapi, juga dalam perlindungan kesehatan segenap pihak yang terlibat.
"Oleh karena itu, vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting. Pemerintah berharap para guru dapat mendukung upaya percepatan vaksinasi ini untuk perlindungan diri sendiri, keluarga, dan supaya anak-anak kita dapat segera kembali ke sekolah untuk belajar dengan aman, nyaman, dan jauh lebih optimal," kata Johnny.
Johnny juga menegaskan, kontribusi guru sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang bagaimana pentingnya disiplin protokol kesehatan dalam mencegah terjadinya lonjakan kasus. Vaksinasi dan prokes akan bantu menjaga kesehatan para guru, peserta didik, semua yang terlibat dalam PTM terbatas.
"Kita semua berharap PTM terbatas dapat berjalan baik, sehingga kualitas pendidikan anak-anak terus terpelihara. Pemerintah sangat berterima kasih atas dedikasi dan perjuangan para guru di masa pandemi. Kami ucapkan, selamat Hari Guru Nasional. Sesuai tema tahun ini, mari bersama kita bergerak dengan hati dan pulihkan pendidikan," kata Johnny.
Saat ini sekitar 2,7 juta tenaga pendidik sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama, sementara 2,3 juta sudah mendapatkan dosis lengkap.
Baca juga: Kominfo jadikan literasi untuk menangkal "tsunami digital"
Baca juga: Kecakapan digital syarat utama ciptakan ruang digital produktif
Baca juga: Kominfo ingatkan perlindungan pelanggan jelang Indosat GIG tutup
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021