Banjarbaru (ANTARA News) - Pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/sederajat hari pertama di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, diwarnai hilangnya tiga soal Bahasa Indonesia akibat lembaran soal ganda.
Lembaran soal ganda ditemukan di salah satu ruangan ujian SMAN 2 Banjarbaru saat pelaksanaan ujian, Senin dimana soal program studi Bahasa Indonesia halaman 5 dan 6 terdapat kesamaan materi soal dalam satu lembaran.
"Lembaran soal halaman 5 dan 6 sama dan soal yang tertulis hanya nomor 6 dan 7, sedangkan soal nomor 8 hingga 10 tidak ada karena soalnya loncat ke nomor 11," ujar Ketua Panitia Ujian SMAN 2 Banjarbaru, Saryono.
Ia mengatakan, temuan soal ganda hingga membuat tiga soal hilang pada paket soal dengan nomor seri 27 itu langsung ditindaklanjuti berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel.
Arahan lisan yang diperoleh panitia ujian setempat dari Disdik Provinsi, peserta UN tetap melanjutkan menjawab soal ujian yang jumlah keseluruhan sebanyak 50 soal kecuali tiga soal yang hilang tersebut.
"Kemungkinan tiga soal yang hilang itu tidak diperhitungkan atau dijadikan bonus, tetapi kebijakan itu merupakan wewenang Disdik Provinsi sehingga kami hanya melaksanakan apa yang diarahkan," ungkapnya.
Kepala Sekolah SMAN 2, Khairil Anwar, mengatakan, lembaran soal ganda hingga menghilangkan tiga nomor soal itu diharapkan menjadi bonus bagi peserta ujian karena kesalahan terjadi akibat proses pencetakan.
"Harapan kami, ketiga soal yang hilang itu dijadikan bonus karena kesalahan bukan pada peserta tetapi terjadi saat proses pencetakan soal sehingga kami kurang setuju jika soalnya tidak diperhitungkan," ungkapnya.
Koordinator pengawas UN independen Ahmad Yusran ditemui disela pemantauan di SMAN 2 Banjarbaru mengatakan, temuan lembaran soal ganda yang membuat tiga soal hilang itu kemungkinan akibat kesalahan pada "master" soal.
"Kami melihat, kemungkinan kesalahan pada "master" soal yang kurang lengkap sehingga begitu soal dicetak maka hasilnya ganda dan tiga soal hilang," ujar koordinator tim B dari Unlam Banjarmasin itu.
Dikatakan, pihaknya juga mendapat laporan serupa di Kabupaten Banjar tetapi temuan itu tidak mengganggu proses ujian karena langsung disikapi panitia dengan memperbolehkan peserta menjawab soal selanjutnya.
"Meski pun tidak mengganggu proses ujian tetapi laporan dan temuan tersebut akan menjadi bahan evaluasi sehingga ke depan pelaksanaan ujian semakin baik," katanya.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011