Banda Aceh (ANTARA News) - Pejabat Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Mustafa Abubakar menyatakan prioritas program pemerintah masih terfokus pada penanganan masyarakat korban gempa dan tsunami serta menargetkan daerah itu bebas dari pengungsi tenda mulai pertengahan 2006."Insya Allah, kita akan berupaya sekuat tenaga agar pengungsi korban tsunami di tenda itu segera bisa pindah ke rumah permanen, paling tidak di tempat penampungan sementara di barak-barak hunian," katanya kepada wartawan di kawasan Lampulo Kota Banda Aceh, Minggu.Ia menyatakan prihatin melihat masyarakat korban tsunami yang hampir setahun masih tinggal dibawah tenda darurat."Kondisi keprihatinan ini tidak bisa kita biarkan terlalu lama, apalagi jika terjadi pasang purnama laut, tenda-tenda ini sampai terendam air, kasihan anak-anak mereka," tambahnya.Untuk itu, Gubernur mengajak jajaran pemerintahan dan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) agar berlari kencang guna mempercepat pembangunan kembali perumahan, sehingga masalah yang dihadapi keluarga-keluarga korban tsunami bisa segera teratasi."Yang paling penting saat ini adalah bagaimana agar pengungsi tidak ada lagi di tenda-tenda, angka pengangguran bisa teratasi dan perekonomian masyarakat bisa tumbuh kembali, sehingga korban tsunami tidak terlalu lama bergantung pada bantuan pemerintah dan donatur," katanya.Mustafa Abubakar dilantik sebagai Pejabat Gubernur NAD pada Jumat (30/12) mengantikan posisi Azwar Abubakar yang telah habis masa tugasnya sebagai pelaksana tugas gubernur provinsi ujung paling barat Indonesia itu.Lebih lanjut, Mustafa menjelaskan para bupati/walikota dan pejabat kepala dinas dan instansi di Aceh agar memberikan laporan tentang kendala -kendala dilapangan terkait dengan lambannya proses rehabilitasi dan rekonstruksi NAD pasca gempa dan tsunami, 26 Desember 2004."Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, dengan bersatu dan menyamakan visi serta bekerja keras maka pembangunan itu akan berjalan dan berlangsung baik sesuai keinginan serta harapan masyarakat banyak," katanya.Dipihak lain, ia menjelaskan birokrasi panjang yang menjadi salah satu hambatan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca bencana alam juga harus dihilangkan."Karena yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah bagaimana mereka bisa cepat memiliki rumah permanen. Masalah itu harus menjadi komitmen kita bersama," katanya.Setelah rumah dibangun, tambah Mustafa, pemerintah akan mengupayakan bagaimana caranya agar penduduk mendapat kembali lapangan pekerjaan."Saya juga akan memanggil para bupati/walikota untuk memetakan potensi daerahnya masing-masing, sehingga pembangunan ekonomi Aceh kedepan lebih terarah berdasarkan sumber daya alam dan produk-produk industri yang ada di daerahnya," kata Gubernur.

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006