Jakarta (ANTARA) – Sektor jasa keuangan, termasuk industri asuransi dan reasuransi, diperkirakan akan menjadi sektor yang akan berada dalam kondisi moderat pada era kenormalan baru atau new normal.
Kendati begitu, sektor asuransi dinilai masih berpotensi menjadi industri yang mengalami pertumbuhan atau sebaliknya justru stagnan.
Hal itu diungkapkan ekonom senior Indef Aviliani dalam webinar series bertajuk Economic and Insurance Outlook 2022, yang dihelat PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), Kamis.
Dia menjelaskan, sektor yang akan bertumbuh pada masa new normal adalah pertanian, food delivery, informasi dan teknologi, kesehatan dan farmasi, tranportasi, logistik, akomodiasi, ecommerce, makan/minum, pariwisata, administrasi dan pertambangan.
Sementara itu, sektor jasa keuangan seperti perbankan dan asuransi diprediksi akan moderat pada era new normal bersama sektor pendidikan, manufaktur, perdagangan, ritel, MICE, olahraga dan jasa lainnya.
Di sisi lain, otomotif, properti, konstruksi dan tempat hiburan diperkirakan akan stagnan pada masa kenormalan baru.
Namun, Aviliani menegaskan bahwa masih ada peluang bagi pelaku usaha di sektor yang diperkirakan moderat atau stagnan untuk mencatatkan pertumbuhan. Syaratnya, tegas dia, adalah inovasi.
“Walaupun di sini asuransi itu masuk yang moderat, tapi sebenarnya kalau bisa melihat peluang itu bisa menjadi hijau [bertumbuh],” ungkapnya saat menyampaikan materi di Economic and Insurance Outlook 2022.
Sebaliknya, bila tak mampu melakukan inovasi, kata dia, perusahaan yang berada dalam kategori sektor yang berpotensi tumbuh justru bisa mengalami stagnasi.
“Jangan melihat dari sektornya saja tapi mampu nggak kita melihat pasarnya,” ungkap wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini.
Senada dengannya, eks Kepala Eksekutif Pengawas Otoritas Jasa Keuangan bidang IKNB Firdaus Djaelani juga menegaskan bahwa inovasi menjadi kunci sukses bagi asuransi untuk bangkit dari krisis akibat pandemi Covid-19 ini.
Dia optimistis peluang pertumbuhan industri asuransi masih terbuka sejalan dengan prospek ekonomi nasional. Namun, perusahaan dituntut untuk melakukan langkah dan menyediakan produk inovatif ke masyarakat.
Salah satunya, jelas sosok yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen Tugure ini, adalah menggandeng insurtech dalam memasarkan produk asuransi.
“Bagaimana ke depan ini kita bisa melayani masyarakat secara lebih cepat dan bisa bekerja sama katakanlah dengan platform teknologi. Pemasaran melalui platform teknologi menjadi penting.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021