"Museum tidak hanya merepresentasikan informasi sejarah masa lalu melainkan menawarkan ruang interaksi," kata Anies pada seminar virtual Museum Bahari Jakarta di Jakarta, Kamis.
Tak hanya itu, aksi kolaboratif disinergikan dengan program strategis untuk pengembangan museum baik pengenalan koleksi, pengembangan koleksi, pengelolaan museum hingga sumber daya manusia khususnya saat pandemi COVID-19.
"Semua aksi kolektif perlu dilaksanakan bersama dengan warga, sektor swasta dan semua entitas sebagai pemangku kepentingan dan memperlakukan mereka sebagai pencipta bersama," katanya.
Anies berharap kolaborasi museum dapat memperkuat kerja sama "sister city" Jakarta dengan kota di dunia yang memiliki museum yang sama. Misalnya, dengan Rotterdam, Belanda.
Baca juga: Target rampung Desember,Rehabilitasi Museum Bahari sudah 27 persen
Baca juga: Pemkot Jakarta Utara tutup sementara Museum Bahari dan Rumah Si Pitung
Museum Bahari Jakarta didirikan pada 1977 di bekas gudang persekutuan dagang Hindia Belanda atau VOC. Museum ini salah satu situs paling bersejarah di Kota Tua Batavia.
"Di sini komoditas rempah, teh, tembaga, kopi, buah tropis, tekstil dan komoditas lain disimpan sebelum dikirim ke Eropa. Jadi ini gudang penyimpanan yang melestarikan sejarah berharga," katanya.
Anies mengharapkan museum tak hanya menampilkan koleksi fisik tapi juga kreativitas masyarakat.
"Jadi museum ini tidak hanya menarik pengunjung tapi memberikan pengalaman," katanya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021