Bantahan tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hadid Sedong, Ustadz Yusuf Sutisna terkait ada yang mengkaitkan pesantren mereka dengan pelaku aksi bunuh diri di masjid lingkungan Markas Polresta Cirebon tersebut.
"Kami menolak jika pesantren kami dikaitkan dengan pelaku bom bunuh diri di Masjid Polresta Cirebon. Kami sudah melakukan `croscek` data dan ternyata tidak ada santri maupun mantan santri yang identitasnya sama dengan MS," kata Yusuf saat dihubungi Minggu (17/4).
Yusuf mengakui jika pesantrennya memang kerap kali dikaitkan dengan setiap peristiwa pengeboman. Pasalnya, salah seorang pelaku Bom Bali II, Salik Firdaus memang sempat mesantren selama dua bulan sebelum melakukan aksinya.
"Bukan kali ini saja pesantren kami dikait-kaitkan dengan aksi pengeboman. Perlu kami tegaskan bahwa lembaga kami adalah tempat menimba ilmu, bukan untuk cetak teroris," ungkap Yusuf .
Alumunus Ponpes Ngruki pimpinan Ustadz Abu Bakar Ba`syir ini mengaku pesantren yang diasuhnya mengacu kepada Departemen Agama.
"Pesantren kami menggunakan sistem `boarding school` yang bersifat terpadu dengan desain yang khas memadukan ilmu syar`i atau kepondokan dan ilmu umum. Program pembelajaran fokus kepada Bahasa Arab, ilmu Al Quran dan As Sunnah dan Al Islam," tegas Yusuf. (Y003/Y008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011