saya tidak bisa tidur setiap kali memikirkan UN"
Walaupun sudah jadi rutinitas, Ujian Nasional tetap saja meresahkan pesertanya, terutama murid-murid setingkat SMA yang akan Ujian Nasional pada 18-21 April nanti.
Diantara yang resah itu adalah Rizki Kurniawan, siswa kelas III IPA SMAN 6 Pekanbaru.
"Sejak dua hari yang lalu, saya tidak bisa tidur setiap kali memikirkan UN," kata anak bungsu dari dua bersaudara ini di Pekanbaru, Minggu.
Kendati telah mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Nasional ini sejak dua bulan lalu, Rizki tetap saja resah. Bahkan pengayaan di sekolah dan bimbingan belajar yang terus diikutinya pun tak bisa membunuh keresahannya.
Semua kisi-kisi soal Ujian Nasional tahun-tahun sebelumnya dilahapnya. Tekadnya bulat, harus lulus Ujian Nasional.
Untuk membarengi tekadanya itu, dia tidak lupa berdoa, bahkan keluarganya pun dia mintakaan doanya agar lulus Ujian Nasional.
"Apalagi pada tahun ini sistemnya berbeda karena tidak ada ujian ulangan. Sistem ini baru pertama kali diterapkan. Takutnya, kami hanya jadi kelinci percobaan," katanya sederhana, tapi bermakna dalam.
Meski demikian, ia mengaku cukup terhibur oleh mekanisme kelulusan yang juga memperhitungkan nilai sekolah, dimana porsinya 40 persen dari total penilaian kelulusan sekolah.
"Tapi kalau tidak lulus, terpaksa mengulang tahun berikutnya," katanya bersiap dengan keadaan terburuk.
Kepala Sekolah SMAN 1 Pekanbaru sendiri, Khaidir MPd, mengaku telah mempersiapkan murid-muridnya dengan sebaik mungkin.
"Sejak jauh-jauh hari siswa sudah diingatkan untuk tidak terlalu risau menghadapi Ujian Nasional ini. UN bukan monster yang harus ditakuti,"jelasnya.
Khaidir mengatakan sekolahnya telah menggelar "try out" atau uji coba soal Ujian Nasional selama lima kali sebelum Ujian Nasional dilaksanakan pekan nanti. Tujuannya, untuk membiasakan murid dalam menjalani Ujian Nasional. Kata Khaidir, agar siswa tidak gamang ketika Ujian Nasional dilangsungkan.
Tahun ini, demikian Khaidir menjamin, potensi kecurangan akan berkurang, karena ada lima jenis soal ditambah satu soal cadangan.
"Saya sudah peringatkan pada anak-anak untuk tidak mencari-cari bocorannya karena ada lima jenis soal tahun ini. Saya bilang pada mereka untuk giat belajar," tegasnya.
Ujian Nasional di SMAN 1 Pekanbaru diikuti 264 siswa baik jurusan IPA maupun IPS, dan akan mengambil tempat di 15 ruangan di sekolah favorit tersebut.
"Siswa diminta untuk menjaga kesehatannya menjelang pelaksanaan UN," imbuh dia.
Jujur saja
Kepala Dinas Pendidikan Riau, HM Wardan, mengharapkan Ujian Nasional tahun ini berlangsung jujur tanpa ada kecurangan, baik dari guru maupun siswa.
"UN pada tahun ini lebih pada pendidikan karakter. Pembinaan moral. Lihat saja, ada lima jenis soal pada pelaksanaannya sehingga menutup celah terjadinya kecurangan," katanya.
Wardan mewanti-wanti bahwa pihaknya tak akan ragu mengenakan sanksi tegas, baik kepada guru maupun siswa yang berbuat kecurangan. Dia bahkan sudah mengimbau lewat media cetak dan elektronik agar Ujian Nasional diselenggarakan secara jujur.
"Kita tidak membantah pentingnya peringkat kelulusan, namun yang lebih diutamakan apakah prosesnya sudah berlangsung jujur atau tidak," katanya lagi.
Dinas Pendidikan Riau tidak menargetkan berapa kelulusan tahun ini. Yang mereka lalukan adalah meminta guru dan siswa berupaya maksimal menghadapi Ujian Nasional.
Wardan mengingatkan siswa untuk tidak mempercayai bocoran kunci jawaban, baik yang beredar di internet maupun melalui pesan singkat.
"Untuk tahun ini tidak ada Tim Pemantau Indipenden (TPI), melainkan hanya pengawas silang," sambungnya.
Begitu juga peran universitas tidak hanya sebatas mengoreksi jawaban, tetapi juga terlibat dalam distribusi dan pengawasan Ujian Nasional.
Tahun lalu, Riau menempati peringkat tiga nasional dalam tingkat kelulusan Ujian Nasional di tingkat SMA, dengan persentase kelulusan IPA 98,76 persen, IPS 98 persen, dan Bahasa 97,34 persen.
Di Riau, Ujian Nasional untuk SMA dan sederajat akan dilangsungkan pada 18-21 April, sedangkan yang mengikutinya adalah 43.757 siswa SMA/MA, ditambah 17.532 siswa SMK. (*)
Oleh Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011