Mamuju (ANTARA News) - Pembangunan rumah jabatan Bupati Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, dianggap sebagai pemborosan anggaran karena tidak dimanfaatkan dan terlantar.
Pemantauan di Mamuju, Minggu, rumah jabatan (Rujab) Bupati Mamuju yang dibangun di atas bukit Kelapa Tujuh sekitar lima kilometer dari Kota Mamuju tampak terlantar dan tidak terurus karena tidak dimanfaatkan untuk digunakan Bupati Mamuju, Drs Suhardi Duka MM.
Rujab Bupati Mamuju yang dibangun dengan menggunakan anggaran APBD Mamuju secara bertahap sejak tahun 2009 tersebut, yang jumlah anggarannya diduga hingga miliaran rupiah itu, tampak mulai ditumbuhi semak belukar disisi bangunannya.
Lapangan Tenis yang ada disamping rujab Mamuju itu kini digunakan warga untuk menjadi tempat bermain bola, dan seluruh dinding lapangan tenis itu sudah penuh coretan anak muda yang sering datang kerujab Bupati Mamuju yang masih tak berpenghuni itu.
Ketua Laskar Anti Korupsi (Laki) Kabupaten Mamuju, Azhari Rauf mengatakan, pembangunan Rujab Bupati Mamuju yang kini terlantar tanpa dimanfaatkan selama setahun terakhir itu, merupakan bentuk pemborosan anggaran yang dilakukan pemerintah di Mamuju.
Ia mengatakan, bangunan Rujab itu bahkan ada yang tidak rampung dikerjakan seperti pelatarannya yang belum di beton, seluruh fasilitasnya juga sudah rusak seperti pada kaca jendelanya yang pecah, plapon atapnya juga sudah rusak, dan dinding temboknya juga sudah retak.
Menurut dia, seharusnya ada audit penggunaan anggaran pembangunan rujab bupati Mamuju tersebut yang dilakukan aparat yang berwenang, karena dicuragai dalam pembangunannya menimbulkan kerugian negara yang tentunya akan merugikan masyarakat.
"Rujab Bupati yang diterlantarkan, bahkan bangunan sebagian tidak rampung serta sebagian bangunannya sudah mulai rusak, harus dilakukan audit anggaran, karena itu wajar, demi penyelamatan anggaran jangan sampai ada dugaan penyelewengan anggaran didalam pembangunannya,"katanya.
Azhari juga menyayangkan kebijakan pemerintah di Mamuju yang membangun rujab tersebut diatas bukit yang jauh dari jangkauan masyarakat di Kota Mamuju.
"Ada kesan Bupati Mamuju yang sebelumnya berencana menempati bangunan rujab yang terlantar itu, ingin jauh dari masyarakat, dan ada kesan bupati tidak mau bertemu dengan masyarakatnya, karena membuat rujab ditempat sunyi diatas bukit, yang sulit dijangkau masyarakat,"katanya.
Ia mengaku telah mendapat laporan masyarakat bahwa Rujab Bupati Mamuju yang kosong sering digunakan anak muda untuk berbuat mesum. (MFH/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011