kita harus siap siaga
Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar simulasi sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam penanganan kemungkinan terjadinya berbagai bencana.
"Kami berharap melalui kegiatan simulasi ini akan terjalin komunikasi, koordinasi dan kerja sama yang baik lintas sektor bersama masyarakat sehingga memudahkan kita dalam penanganan pada saat terjadinya bencana," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Kamis.
Menurut dia, kegiatan apel siaga dan simulasi penanganan bencana banjir dan kebakaran di masa pandemi COVID-19 sangat diperlukan agar para petugas dan masyarakat semakin paham pentingnya melakukan antisipasi dini dalam mengurangi risiko terjadinya bencana.
Sukirman mengatakan Bangka Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki indeks risiko dengan klasifikasi 180 atau risiko ancaman bencana tinggi karena berada di daerah kepulauan.
Risiko kerawanan bencana seperti banjir, gelombang ekstrem, abrasi, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrem dan kemungkinan terjadinya kekeringan yang bisa menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, korban harta benda dan dampak psikologis.
"Apalagi saat ini ditambah dengan bencana nonalam yaitu pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung sekitar dua tahun terakhir," ujarnya.
Ia mengingatkan, saat ini sudah memasuki musim hujan dan diprediksi oleh BMKG akan terjadi fenomena La Nina pada akhir 2021 sampai awal 2022.
Terjadinya fenomena tersebut dapat mengakibatkan peningkatan curah hujan tinggi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bangka Barat.
"Ini akan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi basah, maka dari itu kita harus siap siaga terhadap kemungkinan tersebut," katanya.
Menurut dia, penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, namun perlu keterlibatan langsung masyarakat, swasta dan instansi terkait lainnya.
Untuk itu diharapkan melalui kegiatan tersebut seluruh elemen masyarakat bisa melakukan koordinasi dalam membangun kesiapsiagaan berbagai kemungkinan terjadinya bencana, terutama penanganan banjir yang sering terjadi di daerah itu.
"Kami berharap masyarakat semakin sadar, berpartisipasi aktif dan mampu mengurangi risiko bencana dan dapat memberikan informasi tentang tata cara pencegahan sekaligus terlibat langsung dalam menjaga lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat," demikian Sukirman.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021