Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI Angkatan Darat Kolonel Dedy Agus Purwoko ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif dan prosedural untuk menghalau warga yang berunjukrasa dan mencoba merangsek ke dalam markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dilitbangad).
"Namun mereka tidak menghiraukan dan bahkan terus merangsek ke dalam markas," katanya, menambahkan.
Dedy menuturkan, bentrokan dilatarbelakangi penolakan warga jika wilayahnya digunakan latihan Dislitbangad. "Kami sudah mengalah dengan memindahkan area latihan. Namun, warga tetap menolak dan berunjuk rasa di depan markas," katanya.
Aksi unjuk rasa ditangani prajurit TNI AD dengan melakukan langkah-langkah prosedural dan persusif namun, warga terus menyerang bahkan sempat merobahkan salah satu papan nama gedung di sekitar Markas Dislitbangad.
Tidak itu saja, tambahnya, warga juga memotong ranting dan dahan pohon di sekitar markas untuk menutup jalan yang melintas dari dan menuju markas. "Akibatnya, akses menuju markas pun tertutup. Warga juga terus merangsek mencoba memasuki markas," katanya.
Melihat aksi massa yang semakin tak terkendali, lanjut Dedy, prajurit melakukan tindakan pembelaan diri untuk melindungi pula aset yang berada di dalam markas. "Walaupun di sana adalah markas penelitian dan pengembangan, tetapi namanya markas tentara, militer tetap ada gudang mesiu dan lainnya," tuturnya.
Tentang tindakan para prajurit yang dianggap berlebihan karena menembaki warga, Dedy menegaskan, "ini bukan masalah berlebihan atau tidak. Tetapi markas kami diserang dan akan dimasuki paksa, karena itu kami perlu membela diri,".
Terkait korban, ia mengatakan, semua sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Tidak ada korban tewas, mereka sebagian besar mengalami luka memar akibat peluru karet," katanya.
Aparat TNI Angkatan Darat bentrok dengan warga Buluspesantren yang menolak wilayahnya dijadikan area latihan militer. Hingga kini sudah lima korban kritis yang dilarikan ke rumah sakit setempat.
Terkait insiden tersebut seluruh jajaran Muspida Jawa Tengah melakukan perteman tertutup. (R018/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011