Jakarta (ANTARA News) - Ketua Karang Taruna Indonesia, Taufan EN Rotorasiko mengaku prihatin dan mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di Masjid Mapolresta Cirebon, Jawa Bara, Jumat (15/4) lalu.

Taufan kepada pers di Jakarta, Sabtu malam, meminta seluruh anggota Karang Taruna di 33 provinsi agar mewaspadai segala bentuk upaya radikalisasi terhadap pemuda, sehingga kejadian bom bunuh diri seperti di Cirebon itu tidak terulang lagi.

"Kami mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Cirebon. Aksi seperti jangan sampai terulang lagi, karena bisa berpengaruh pada stabilitas negara. Kalau anggota Karang Taruna mengetahui ada hal mencurigakan terkait aksi teror, mereka harus sesegera mungkin melaporkannya ke aparat berwenang," pinta Taufan.

Taufan berharap anggota Karang Taruna di seluruh Indonesia siap menjalankan misi pengabdian sosialnya di sekitar tempat tinggalnya.

"Mencurahkan pikiran dan tenaga untuk membangun desa jauh lebih bermanfaat daripada mengikuti bisikan dari kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan aksi bom bunuh diri," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Desa Foundation, Budiman P Sophian mengatakan, radikalisme yang belakangan makin marak terjadi di tanah air diakibatkan oleh kemiskinan dan pengangguran.

"Persoalan kemiskinan dan pengangguran hasus secepatnya dicarikan jalan keluar. Kalau masalah tersebut dibiarkan berlarut-larut, nantinya bisa berdampak negatif terhadap masyarakat sekitar," kata Budiman.

Sedangkan, Agus Muldya Natakusumah yang sehari-harinya aktif sebagai penasehat gerakan pemuda sehat mengatakan, sehat pikiran dan pandai bersykur bisa menimbulkan kreativitas dan keberanian menghadapi hidup sehingga bisa menjadi anak Indonesia yang berhasil bukan sebaliknya menjadi pemuda yang frustasi sehingga mudah terseret masuk dalam kelompok yang menghalalkan bunuh diri dan melukai pihak lain yang dianggap musuh.(*)
(R009/K004)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011