"Pelatihan ini kelak berguna dan bermanfaat juga dalam lingkungan pekerjaan yang nantinya akan mereka jalani."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sebanyak 74 orang mahasiswa Indonesia di Malaysia, Sabtu, mengikuti pelatihan diplomasi dan negosiasi guna memperkuat peran strategis mereka dalam meningkatkan hubungan kedua negara.
Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia, Mulya Wirana. menyambut baik lokakarya pelatihan diplomasi yang berlangsung di Melaka, Malaysia itu.
Mulya Wirana mengatakan, semua segmen masyarakat, termasuk mahasiswa, memiliki peran strategis dalam kegiatan diplomasi dan negosiasi.
"Di era globalisasi ini, semua segmen masyarakat memiliki peran diplomasi yang kuat dalam memperjuangkan negara ini," katanya.
Melalui kekuatan diplomasi dan negosiasi, hubungan Indonesia dengan negara-negara lain diharapkan dapat semakin erat dan kokoh termasuk memperkuat "posisi tawar menawar" (bargaining position) di tingkat internasional, katanya.
Bagi mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikannya di Malaysia, mereka berperan strategis dalam memperkuat hubungan antardua bangsa serumpun ini supaya menjadi lebih kokoh dan harmonis.
"Mahasiswa sebagai penerus bangsa diharapkan kelak menjadi diplomat ulung sehingga dalam perjalanannya posisi negara Indonesia semakin kuat di mata internasional termasuk dengan negara-negara tetangga terdekat seperti Malaysia ini," ungkapnya.
Khusus untuk Malaysia, sebagai negara serumpun, adalah kewajiban bersama untuk meningkatkan hubungan bilateral. Oleh karenanya, para mahasiswa juga kelak diharapkan bisa menjadi pejuang diplomasi yang handal dalam menjaga keutuhan negara, katanya.
Senada dengan pendapat Mulya Wiranadi, Kepala Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja mengatakan, mahasiswa harus pandai berdiplomasi dan bernegosiasi.
"Para mahasiswa harus menguasai teknik-teknik berdiplomasi. Mereka adalah aset bangsa yang harus dibina dan dipupuk kemampuan dalam melakukan diplomasi," kata Suryana.
Oleh karenanya, lanjut dia, para mahasiswa juga perlu tahu tata cara dalam menghadapi suatu isu yang muncul yang nantinya akan dibicarakan, dirundingkan dan diambil keputusan dengan pihak lain.
"Setidaknya mereka harus menguasai secara baik bahasa Inggris agar pemahaman dalam kesepakatan diplomasi yang akan diambil dapat secara benar," katanya.
Sementara itu, Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Rusdi MA, mengatakan bahwa mahasiswa juga merupakan ujung tombak diplomasi Indonesia di luar negeri sehingga pelatihan diplomasi dan negoasiasi yang diberikan sangatlah penting dalam menambah pemahaman kepada mereka.
Menurut dia, pelatihan ini memberikan pelajaran dan pencerahan bagi mahasiswa agar dalam menyampaikan aspirasi dapat mengikuti standar baku dalam berdiplomasi."
"Pelatihan ini kelak berguna dan bermanfaat juga dalam lingkungan pekerjaan yang nantinya akan mereka jalani," katanya.
Ketua Panitia Pelatihan, Dimas Bagus Kusumah, mengatakan bahwa penyelenggaraan pelatihan seperti ini merupakan yang kedua kalinya dan mendapat respon positif para mahasiwa Indonesia di Malaysia.
"Untuk kali ini, pesertanya mencapai 74 orang yang datang dari sejumlah perguruan tinggi di wilayah Semenanjung Malaysia," katanya.
Bagi mahasiswa, pelatih seperti ini sangat penting agar mereka bisa lebih memperkokoh hubungan antarnegara bertetangga.
Lokakarya ini diselenggarakan KBRI Kuala Lumpur bersama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).
(T.N004/R013)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011