Aljiers (ANTARA News) - Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika berjanji untuk melancarkan pembaruan dewan dan mengubah konstitusi. Ini adalah langkah yang ditujukan untuk menghadang gelombang demonstrasi prodemokrasi di negaranya.
"Saya akan minta parlemen untuk meninjau kembali semua kerangka kerja legislatif," kata Bouteflika (74) dalam pidatonya yang disiarkan televisi milik negara seperti dikutip Reuters.
Presiden yang tidak berbicara di depan umum selama sedikitnya tiga bulan itu menyatakan telah memutuskan untuk mengamandemen konstitusi guna memperkuat demokrasi perwakilan di Aljazair.
Tidak seperti di negara tetangga Mesir dan Tunisia, demonstrasi di Aljazair hingga kini masih terbatas dan belum menyatu menjadi gerakan politik nasional. Tapi demonstrasi yang meningkat telah menjadi peristiwa setiap hari di ibukota Aljiers dan ancaman terhadap stabilitas negara anggota OPEC itu.
Strategi pemerintah Aljazair dalam menghadapi gelombang serangan dan demonstrasi sejauh ini dengan menggunakan uang minyak demi memberi demonstran apa yang mereka minta. Namun langkah ini malah mengilhami orang-orang untuk membawa tuntutan mereka ke jalan.
Dalam pidatonya selama 30 menit, Bouteflika juga mengumumkan bahwa ia akan mengubah undang-undang pemilihan umum untuk membuatnya lebih mewakili dan mengundang pengamat asing untuk mengawasi pemilihan presiden mendatang yang akan diadakan pada 2014.
"Semua langkah akan diambil untuk menjamin pemilihan yang bebas dan adil, termasuk pengawasan oleh para pengamat internasional," tegas Bouteflika dalam pidatonya.(*)
S008/S004
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011