Dibandingkan negara-negara maju dan negara Asia lain cakupan vaksin influenza di negara kita masih belum optimal, jadi masih rendah.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Bogor Erwanto Winulyo mengatakan masih sedikit orang di Indonesia yang melakukan vaksinasi influenza.
"Dibandingkan negara-negara maju dan negara Asia lain cakupan vaksin influenza di negara kita masih belum optimal, jadi masih rendah," kata Erwanto dalam QnA Rabu Sehat Kementerian Kesehatan yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Namun demikian, dibandingkan beberapa tahun lalu, jumlah orang yang melakukan vaksinasi influenza memang mengalami peningkatan. Vaksinasi ini terutama dilakukan oleh mereka yang ingin melakukan perjalanan, terutama untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Baca juga: Vaksin influenza bisa diberikan setahun sekali
Erwanto mengatakan bahwa influenza memiliki dua jenis berdasarkan penyebabnya, yakni virus influenza itu sendiri dan virus lain. Influenza yang disebabkan oleh virus influenza biasanya bergejala lebih parah.
Vaksinasi influenza banyak dilakukan oleh orang-orang di negara empat musim, karena gejala influenza menjadi lebih parah ketika pasien berada di wilayah dengan suhu rendah.
"Dari hasil penelitian, virus influenza di Indonesia diketahui ada sepanjang waktu karena kita negara dua musim di mana di beberapa wilayah hujan hampir setiap hari yang akan meningkat di akhir tahun, dan hujan ini meningkatkan risiko tertular influenza," katanya.
Baca juga: Vaksinasi jadi upaya pengendalian influenza terutama pada masa pandemi
Oleh karena itu sebetulnya penting juga bagi orang Indonesia untuk melakukan vaksinasi influenza.
Orang-orang yang diutamakan mendapatkan vaksinasi influenza antara lain orang lanjut usia berusia 65 tahun ke atas, perempuan hamil dengan risiko tinggi, dan usia anak yang biasanya dimulai pada usia 6 bulan.
"Selanjutnya orang dengan pekerjaan care giver seperti perawat dan dokter agar tidak terjadi penularan. WHO berharap kelompok ini bisa dapat vaksinasi influenza," ucapnya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021