Kemarin dapat info lagi, karena permintaan menghasilkan produk hijau semakin banyak akan kita perluas jadi 30 ribu hektare, menjadi sebuah green industrial park yang saya kira terbesar di dunia, di Kalimantan Utara

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kawasan industri hijau (green industrial park) di Kalimantan Utara akan diperluas hingga 30 ribu hektare dari rencana semula 13 ribu hektare, karena permintaan industri produk hijau atau produk ramah lingkungan yang semakin tinggi.

“Kemarin dapat info lagi, karena permintaan menghasilkan produk hijau semakin banyak akan kita perluas jadi 30 ribu hektare, menjadi sebuah green industrial park yang saya kira terbesar di dunia, di Kalimantan Utara,” kata Presiden Jokowi dalam tayangan video Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, disaksikan di Jakarta, Rabu.

Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara itu direncanakan akan mulai dibangun pada Desember 2021.

Presiden Jokowi menjelaskan strategi pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan atau ekonomi hijau harus segera diterapkan. Hal itu karena potensi dan prospek ekonomi dunia ke depan akan sangat mengandalkan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan dan mengutamakan pertumbuhan berkelanjutan.

Baca juga: Presiden Jokowi kaget, investor antre masuk Green Industrial Park

Indonesia, kata dia, memiliki kekayaan ekonomi hijau yang melimpah, seperti energi dari sumber daya air, energi sumber daya panas bumi, energi sumber daya tenaga bayu, arus bawah laut, solar, hingga tenaga angin.

Presiden mencontohkan untuk energi sumber daya air, Indonesia memiliki 4.400 sungai. Dalam waktu dekat, pemerintah akan mencoba mengembangkan produksi energi dari sumber daya air di Sungai Kayan, Kalimantan Utara, dan Sungai Mamberamo, Papua.

“Sungai Kayan itu bisa keluar kira-kira 13 ribu Mega Watt (MW), Mamberamo kira-kira 24 ribu MW, total 37 ribu MW hanya untuk dua sungai, kalau 4.400 sungai hitung sendiri berapa ini kekuatan ekonomi hija,” ujarnya.

Jika ditotal, kekayaan energi Indonesia yang tergolong energi baru terbarukan (EBT), kata Presiden, di Indonesia, sebesar 418 Giga Watt.

“Geotermal, belum bayu, belum arus bawah laut, belum solar cell, ini potensi yang kalau kita kelola dengan baik dengan konsistensi dengan keberanian untuk melakukan terobosan ke sana, ini akan jadi kekuatan ekonomi kita ke depan,” kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi: RI akan bangun Green Industrial Park pertama di dunia

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021