Medan (ANTARA News) - Hama ulat bulu juga ditemukan di Kabupaten Asahan meski jumlahnya tidak sebanyak di daerah lain, kata Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara Muhammad Roem.
"Ditemukan juga di Asahan, tetapi jumlahnya tidak banyak," katanya di Medan, Jumat.
Muhammad Roem mengatakan, dengan penemuan hama ulat bulu di Kota Medan dan Asahan itu, pihaknya telah menyurati seluruh Dinas Pertanian (Distan) Pemkab/Pemkot di Sumut untuk memantau perkembangan yang terjadi.
Pihaknya berkeinginan agar Distan Pemkab/Pemkot di Sumut itu dapat bertindak dengan cepat jika menemukan hama ulat bulu sehingga tidak sampai menyerang warga.
Muhammad Roem mengakui jika daerah itu juga diserang hama ulat bulu. "Memang, tetapi cepat diatasi," katanya.
Meski hewan terbuat ditemukan di sejumlah lokasi, tetapi belum menyebabkan Sumut berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) ulat bulu.
"Memang 'wabah', tapi belum KLB," kata Muhammad Roem.
Ia menjelaskan, munculnya ulat bulu di sejumlah lokasi itu disebabkan terganggunya ekosistem yang menghilangkan predator atau pemangsa hewan tersebut.
Namun Muhammad Roem tidak bersedia menjelaskan lebih jauh mengenai kerusakan ekosistem yang dimaksud. "Biasalah, kalau predatornya habis, ulat bulunya banyak," katanya.
Distan Sumut melakukan penyemprotan cairan insektisida terhadap sejumlah pohon di Kota Medan, Rabu, untuk membasmi ulat bulu yang banyak bergelantungan.
Sebelumnya, Distan Sumut melakukan penyemprotan terhadap sejumlah pohon kintungan yang berada di pinggiran Jalan Sudirman, Jalan Imam Bonjol, Jalan Suprapto, dan Jalan Diponegoro Medan.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Distan Sumut Gunawan mengatakan, penyemprotan terhadap pohon kintungan itu dilakukan pepohonan tersebut dijadikan sebagai tempat berkembang biak.
Pembasmian dengan cara penyemprotan insektisida itu dilakukan agar ulat bulu tersebut tidak menyerang hingga ke pemukiman warga.
Selain penyemprotan, petugas Distan Sumut juga melakukan pengasapan terhadap pohon-pohon yang dihinggapi ulat bulu tersebut.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011