dapat menggerakkan lebih banyak mahasiswa

Jakarta (ANTARA) - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bisa menjadikan kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa seperti upaya penurunan stunting dikonversi ke dalam satuan kredit semester (SKS).

“Melalui program MBKM, kegiatan pengabdian masyarakat dapat dikonversi ke dalam SKS. Sehingga, dapat menggerakkan lebih banyak mahasiswa untuk ikut berkontribusi dalam menurunkan stunting,” ujar Ketua Jejaring Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi, Asih Setiarini, di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan mahasiswa memiliki potensi untuk terlibat dalam pendampingan kepada kelompok sasaran perbaikan gizi. Mulai dari ibu hamil hingga penyuluhan pada remaja putri. Untuk pendampingan ibu hamil dilakukan sejak ibu itu hamil hingga bayi berusia dua tahun.

Sementara bagi remaja putri, diberikan kapsul penambah darah karena hulu dari persoalan stunting adalah anemia. Saat ini, lanjut Asih, terdapat lebih dari 80 perguruan tinggi yang terlibat dalam upaya tersebut.

Baca juga: BKKBN harapkan para mahasiswa jadi pemutus mata rantai stunting
Baca juga: Menko PMK: BKKBN perlu sentuh mahasiswa dahulu untuk cegah stunting

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko, menegaskan pentingnya strategi penguatan kerja sama lintas sektor dalam perbaikan gizi.

Subandi menjelaskan, tahun ini adalah tepat sepuluh tahun Indonesia bergabung dengan 64 negara lainnya dalam gerakan global Scaling Up Nutrition.

Scaling Up Nutrition (SUN) merupakan gerakan global di bawah Sekretaris Jenderal PBB untuk mengatasi semua bentuk malnutrisi melalui keterlibatan lintas sektor.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, telah banyak hasil yang dicapai oleh gerakan Scaling Up Nutrition, khususnya dalam percepatan penurunan stunting,” kata Subandi yang juga berperan sebagai SUN Focal Point Indonesia.

Subandi menjelaskan capaian utama gerakan itu, diantaranya adalah gizi menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional yang telah diwujudkan dalam RPJMN 2020-2024, meliputi gizi lebih dan gizi kurang, isu penurunan stunting menjadi isu utama yang dilaksanakan secara sistematis melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang diperkuat dengan terbitnya Perpres No.72 Tahun 2021.

Lead of SUN Development Partners, Jee Hyun Rah, menegaskan dukungan mitra pembangunan untuk memperkuat pendekatan multisektoral untuk perbaikan gizi.


Baca juga: 600 mahasiswa Unand ikuti KKN tematik pencegahan stunting
Baca juga: Turunkan "stunting", tiga mahasiswa IPB rancang aplikasi "Gizind"
Baca juga: Biskuit ulat karya mahasiswa Universitas Brawijaya bisa obati stunting

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021