Kalau menggunakan hak jawab itu kesannya kita ada persoalan serius, jadi kami cenderung hanya akan mengklarifikasi dan jika perlu mengundang wartawan Time ke Bali

Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan pihaknya tidak akan menggunakan hak jawab terkait pemberitaan "miring" Majalah Time tentang pariwisata Bali.

"Kalau menggunakan hak jawab itu kesannya kita ada persoalan serius, jadi kami cenderung hanya akan mengklarifikasi dan jika perlu mengundang wartawan Time ke Bali," kata Menteri Jero Wacik di Nusa Dua Bali, Jumat.

Menurut dia, lebih baik mengundang jurnalis Time untuk melihat keadaan pariwisata Bali secara langsung karena ia yakin "seeing is believing".

Majalah yang beredar di banyak negara itu menuliskan tentang liburan di Bali bernuansa miring berjudul Holidays in Hell karena semakin banyaknya sampah berserakan hingga kemacetan yang kian parah di Pulau Dewata.

"Kami juga akan berkampanye kepada dunia internasional baik melalui forum-forum maupun media-media internasional tentang pariwisata Bali yang baik, tidak seperti yang ditulis Time," katanya.

Menteri Wacik menyangkal jika Bali kini tidak diminati wisman lagi, justru menurut dia sebaliknya karena kini jumlah turis asing yang masuk ke Bali telah mencapai rata-rata 7.800-an orang perhari.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya jumlah turis asing ke Bali hanya 4.500-an orang pertahun.

"Saya juga akan memberikan klarifikasi terutama kalau melakukan perjalanan dinas ke luar negeri seperti dalam waktu dekat ini akan ke Arabian Tourism Mart, Australia, China, dan India," katanya.

Sampai ini turis asing yang datang ke Bali sebagian besar atau sekitar 57 persen merupakan repeaters (kedatangan berulang) dan 15 persen di antaranya datang ke Bali untuk ke-4 hingga ke-10 kalinya.

Sebelumnya Malajah Time bahkan pernah memberikan penghargaan kepada Bali pada 2006 sebagai The Best Island Tourism Destination in The World.

Tidak hanya itu, banyak institusi lain telah memberikan penghargaan ke Bali di antaranya Luxury Travel Magazine yang beredar di 27 negara, Travel and Leisure Magazine (Bali sebagai The Best Island Destination in The World, DestinAsian Magazine (Bali sebagai The Best Island in Asia Pacific), hingga Senses Wellness pada 2009 di International Tourism Bourse (ITB) di Berlin menganugerahi Bali sebagai The Best Destination Spa in The World.

"Jadi tidak mungkin kalau Bali tidak diminati karena penghargaan ini diberikan atas dasar jajak pendapat kepada turis," katanya.

Namun, ia mengakui, pemberitaan Majalah Time memberikan hikmah tersendiri bagi banyak pihak agar semakin meningkatkan sektor pariwisata di Bali dalam semua hal.

"Ke depan harus ada tim dan perangkat yang selalu siaga agar persoalan sampah di Bali ini tuntas, selain itu semua pemberitaan miring tentang Bali harus segera dicounter," katanya.

Menteri Wacik juga menyangkal bila pemberitaan majalah tersebut lebih merupakan persaingan bisnis pariwisata dengan kompetitor di kawasan ASEAN.

Sebab menurut dia, pihaknya bersama Menteri-Menteri Pariwisata ASEAN yang lain telah sepakat untuk bekerja sama meningkatkan sektor pariwisata di kawasan.

"Kami tidak bersaing rebutan turis, kami justru bekerja sama, kalau perlu kedatangan turis digilir dengan membuat paket berangkai antar-negara," katanya.

Ia menambahkan, untuk kemajuan pariwisata Bali pihaknya akan mendorong lebih banyak investasi terutama di wilayah Bali bagian utara.

Pihaknya mempelopori pembangunan bandara di Bali Utara yang ditarget rampung 2014. Selain itu, Wacik mendorong terlaksananya pembangunan jalur kereta api di Bali.
(H016/K005)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011