Kairo (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam kunjungannya ke Kairo mengatakan, Indonesia dan Mesir sepakat untuk menjalin kontak guna memperkuat demokrasi.

"Mesir menilai Indonesia berpengalaman dalam memecahkan krisis politik pada 1998. Oleh karena itu kedua pihak sepakat mengintensifkan saling kontak untuk memperkuat demokrasi di masing-masing negara," kata Marty dalam jumpa wartawan di KBRI Kairo, Kamis petang.

Jumpa pers tersebut dilakukan setelah Marty yang didampingi Duta Besar RI untuk Mesir A.M. Fachir bertemu dengan Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf dan Menlu Mesir Nabil Al Arabi.

Disebutkan, Menlu Mesir telah menyatakan kesediaannya untuk berkunjung ke Indonesia atas undangan Indonesia bulan depan guna menghadiri Konferensi Tingkat Menlu (KTM) Gerakan Non-Blok (GNB) di Bali pada 23-27 Mei 2011.

"Dalam KTM GNB di Bali itu kita lebih dalam bertukar pandangan dalam mencari jalan keluar memecahkan krisis, bukan saja di Mesir , tapi juga di negara-negara anggota GNB," katanya.

Selain itu, menurut Marty, pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia dan Mesir akan bertemu untuk bertukar pikiran bagaimana mempersiapkan dan melaksanakan pemilu yang jujur, adil dan transparan.

"Tentu kita tidak ingin menggurui Mesir, tapi kedua pihak saling membutuhkan untuk bertukar pandangan, gagasan dan menata kehidupan demokrasi," katanya.

Mesir sendiri dijadwalkan akan melangsungkan pemilu parlemen pada September 2011 dan dilanjutkan dengan pemilu presiden pada November depan, yang tercatat sebagai pemilu demokratis pertama pasca revolusi.

Marty melakukan kunjungan sehari ke Mesir, yang merupakan lawatannya pertama ke negeri Piramida itu sejak dilantik sebagi Menlu pada 2009.

Menlu Marty juga tercatat sebagai pejabat tinggi Indonesia pertama berkunjung ke Mesir pascatumbangnya Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011 setelah 18 hari unjuk rasa pro demokrasi.

Beberapa wartawan Mesir yang hadir dalam jumpa pers di KBRI itu juga menanyakan tentang keberhasilan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia mengelola kehidupan berdemokrasi dengan baik pasca rezim Soeharto.

Marty menjelaskan, pemerintah dan rakyat Indonesia memiliki kemauan kuat untuk menciptakan kehidupan demokrasi sehingga tiga kali pemilu terakhir berjalan dengan jujur, transparan, aman dan damai.

"Apakah Pak Menlu Marty yakin masa depan Mesir akan lebih baik pasca-revolusi seperti di Indonesia," tanya seorang wartawan Mesir.

"Tentu kita semua yakin dan berharap Mesir akan lebih baik lagi setelah revolusi," tutur Marty. (*)

(T.M043/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011