Jakarta (ANTARA News)- Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kojiro Shiojiri, mengatakan Indonesia dan Jepang terikat dalam hubungan yang sangat khusus sehingga ia akan merindukan Indonesia setelah mengakhiri masa tugasnya di Jakarta.
"Saya telah menghabiskan waktu tiga tahun di Indonesia, saya merasa senang dan terhormat menjabat Duta Besar untuk negara besar seperti Indonesia," kata Dubes Shiojiri dalam wawancara dengan ANTARA pada Kamis sehubungan dengan berakhirnya masa tugasnya di Jakarta.
Dubes Shiojiri mengatakan selama menjabat begitu banyak tempat yang ia kunjungi di Indonesia, dan semuanya berkesan baik, sehingga sulit untuk menentukan kenangan mana yang menjadi favoritnya.
Namun ia menyebutkan kunjungannya ke Aceh hingga tiga kali setelah provinsi itu dilanda gempa bumi dan tsunami pada 2004.
Shiojiri terkesan dengan kesabaran serta semangat rakyat Aceh dalam menghadapi bencana alam tersebut.
Menurut dia, hal itu menjadi pengalaman berharga ketika Jepang dilanda gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu.
Ia juga menceritakan betapa senangnya ia bertemu dengan banyak orang Indonesia, yang ramah dan bersahabat.
Semasa bertugas di Indonesia, Shiojiri dikenal sebagai dubes yang suka berpantun dan menggemari lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang, sebuah kesan dari Indonesia yang tidak akan terlupakan.
Ketika ditanya makanan Indonesia, ia mengatakan bahwa soto adalah makanan favoritnya. "Saya suka segala jenis soto. Anda harus membuat lebih banyak lagi restoran Indonesia di Jepang," katanya.
Terkait hubungan bilateral Indonesia-Jepang, Dubes Shiojiri mengatakan hubungan tradisional yang kuat dan spesial antara Indonesia dan Jepang akan semakin erat dan tidak berhenti dengan penambahan jumlah pertukaran kebudayaan dan perdagangan antarnegara.
"Dalam diplomasi yang terpenting adalah konsistensi untuk melanjutkan upaya kita, Indonesia adalah negara yang spesial bagi Jepang, hubungan kita sangat baik, namun tentunya saya berharap hubungan itu akan semakin spesial," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa Indonesia kini bertanggung jawab sebagai salah satu pemimpin global, tidak hanya berfokus kepada hubungan bilateral, namun "kita juga harus menunjukkan kepemimpinan itu."
Pada bagian lain Dubes Shiojiri menekankan pentingnya hubungan antaramanusia (people to people) dalam penguatan hubungan Indonesia -Jepang, bukan hanya tentang peningkatan angka-angka statistik perdagangan maupun pertukaran antarnegara.
"Lebih penting lagi bagaimana kita saling memasuki pikiran masing-masing, itulah yang disebut hubungan antarmanusia," katanya.
Shiojiri merupakan diplomat karir kelahiran Kyoto, 23 November 1949. Ia menyelesaikan studinya di Keio University, salah satu universitas swasta terkemuka di Jepang.
Karir diplomatiknya dimulai saat ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Jepang pada 1972, kemudian beberapa penugasan di luar negeri seperti kantor perwakilan Jepang untuk Komisi Eropa di Brussel, Konjen Jepang di New York dan Kedutaan Besar Jepang di Seoul.
Ia ditunjuk menjadi duta besar untuk Indonesia saat peringatan "Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang" pada 2008 menggantikan Dubes Shin Ebihara. Ia juga sempat menempati pos Wakil Duta Besar Jepang untuk Amerika Serikat sejak April 2003 hingga 2004.
Selanjutnya Shiojiri akan menempati posisi Duta Besar Jepang untuk Uni Eropa.
Jepang sendiri secara tradisional menjadikan beberapa pos dubesnya di Washington, London dan Jakarta serta Seoul sebagai tempat penugasan yang dinilai penting bagi kepentingan negara tersebut.(*)
(T.KR-PPT/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011