Selain berbasis bukti, upaya konservasi juga harus berbasis pengalaman. Sehingga upaya yang telah ditempuh dapat menjadi inspirasi dan dapat direplikasi orang lain
Palangka Raya (ANTARA) -
"Ada lima basis yang hendaknya dipegang dalam upaya konservasi di Indonesia. Kelima hal tersebut adalah basis regulasi, pengalaman, bukti, sains dan kehati-hatian," kata Wiratno melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, dengan berbasis bukti, upaya-upaya telah yang dilakukan tak dapat disangkal karena terukur dan ada faktanya, bukan mengawang-awang.
"Selain berbasis bukti, upaya konservasi juga harus berbasis pengalaman. Sehingga upaya yang telah ditempuh dapat menjadi inspirasi dan dapat direplikasi orang lain," katanya.
Dia menambahkan, hal yang juga harus menjadi basis konservasi adalah sains yang tepat. Dengan sains, upaya pemulihan akan berjalan tepat sasaran karena hal-hal penting menjadi teridentifikasi dengan baik.
"Misalnya seperti lokasi tanam yang tepat, usia tanam, waktu penanaman, kualitas bibit dan titik koordinat penanaman secara tepat," kata Wiratno.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat berkunjung ke stan Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, pada hari kedua Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 di Kupang, NTB.
Baca juga: Pemprov Kalteng upayakan perluasan kawasan konservasi
Baca juga: Kepala Bappenas: Kolaborasi regional penting dalam upaya konservasi
BTNS, BKSDA Kalteng, dan BNF Indonesia bersama-sama menempati salah satu stan dan memajang berbagai dokumentasi alam, kegiatan konservasi, dan biodiversitas dan berbagai produk berbasis konservasi hutan.
Kepala Balai TNS Andi Muhammad Kadhafi, mengatakan, momentum HKAN 2021 ini harus menjadi motivasi dalam menjaga kawasan konservasi. Kemudian juga harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar kawasan.
"Upaya memupuk kecintaan terhadap alam salah satunya diwujudkan dengan peningkatan jumlah kelompok kemitraan konservasi. Bersama masyarakat menjaga dan melindungi kawasan konservasi," katanya.
Kepala BKSDA Kalteng Nur Patria Kurniawan, mengatakan, memaknai tema peringatan HKAN dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsi melalui kegiatan pemulihan ekosistem, pemberdayaan masyarakat dan penyelamatan satwa.
"Hal yang terpenting juga harus melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan, baik penanaman, wisata alam, patroli pengamanan kawasan. Dalam hal ini masyarakat peduli api dan masyarakat mitra polhut atau desa binaan,” ujarnya
Ketua BNF Indonesia Juliarta Bramans Ottay, mengatakan, keikutsertaannya dalam HKAN 2021 sebagai komitmen menyelamatkan ekosistem alam di Indonesia, khususnya di hutan hujan tropis.
"HKAN 2021 sebagai momentum untuk membangun hubungan harmonis, lebih dekat dan lebih produktif dengan para pemangku kepentingan utama di bidang pelestarian hutan di Indonesia. Mereka seperti KLHK, BTNS, BKSDA Kalteng dan lembaga lain yang hadir pada acara ini," katanya.
Baca juga: KLHK sebut konservasi hutan bagian dari upaya jaga kelestarian lebah
Baca juga: Kalteng-Kalbar bersinergi awasi kawasan konservasi laut
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021