Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan dengan momentum Presidensi G20 dan semboyan "Recover Together, Recover Stronger", Indonesia bertekad mengajak dunia untuk bersama bangkit lebih kuat dengan fokus pada kerja sama untuk pemulihan dan pembangunan yang berkelanjutan.
"Momentum yang sangat tepat bagaimana Indonesia mengajak seluruh penduduk dunia fokus bergandengan tangan, bekerja sama, berkolaborasi untuk memulihkan bumi dari pandemi COVID-19, serta bersama-sama membangun dunia secara berkelanjutan," kata Moeldoko saat memberikan sambutannya pada Forum Tematik Bakohumas, "Menuju Presidensi G20 Indonesia", di Hotel Kempinski Jakarta, Selasa, sebagaimana siaran pers yang diterima.
Apa yang disampaikan Moeldoko itu sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.
Moeldoko menegaskan hingga saat ini sejumlah tema besar turunan dari semboyan "Recover Together, Recover Stronger" masih dilakukan pembahasan secara intensif, di antaranya transformasi energi menuju ekonomi hijau , transformasi digital, hingga dunia pulih bersama.
Baca juga: Moeldoko ajak semua pihak fokus perkuat komunikasi G20
Dengan beberapa tema besar itu Indonesia ingin memastikan bahwa G20 memiliki semangat bersama untuk memulihkan krisis dunia, baik kerusakan akibat perubahan iklim, bencana, hingga upaya bangkit dari pandemi serta krisis energi, pangan, juga aneka distorsi yang membuat manusia kehilangan jati diri.
"Ini bukan hanya soal kesetaraan tapi keadilan," tegas Moeldoko.
Terkait kolaborasi sektor kesehatan, Moeldoko menuturkan Indonesia dengan kekayaan nusantaranya, tidak hanya ingin berperan dalam membangun alur kesehatan dunia, tapi juga mengajak seluruh penduduk bumi terlibat dalam arsitektur penyembuhan dunia, tak hanya kesehatan dalam arti fisik tapi juga jiwa, akibat sejumlah krisis terutama pandemi COVID-19.
Integrasi Komunikasi
Guna mengelola isu-isu strategis dalam G20, menurut Moeldoko, perlu dilakukan mitigasi isu dan krisis dengan kolaborasi koordinasi komunikasi yang responsif seluruh elemen yang terlibat, untuk menjaga ruang publik dari hoaks serta disinformasi lainnya.
"Harapan Bapak Presiden tentu harus terjadi integritas komunikasi, komunikasi satu suara narasi. Bakohumas sebagai tombak ekosistem komunikasi yang terkoordinir, harus membuat masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) mengambil peran yang terkoordinasi. Jangan mengambil peran menyimpang sendiri yang dapat merugikan Indonesia, karena jika terkoordinir dengan baik maka mitigasi yang dilakukan juga lebih baik, ujarnya.
Baca juga: Kominfo bawa tiga isu prioritas pada DEWG G20 2022
Moeldoko menuturkan, bidang komunikasi dan media pada Presidensi G20 Indonesia ini berada di bawah koordinasi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), dengan anggota terdiri dari KSP, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Wakil Menteri (Wamen) II Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Maka seluruh kementerian/lembaga yang terlibat dalam event ini harus terkoordinasi dengan baik dalam satu komando. Koordinasi dan alur kerja komunikasi dari hulu hingga hilir nanti harus dilakukan sesuai pedoman yang ada, sehingga navigasi strategi secara berkala untuk menentukan pendekatan komunikasi, termasuk perencanaan strategi komunikasi dan agenda setting bisa berjalan dengan baik, monitoring dan evaluasi dari implementasi orkestrasi. Komunikasi juga harus dilakukan berkala tiap sektor sehingga mudah terkontrol," tutur Moeldoko.
Terakhir Moeldoko menekankan agar setiap kementerian/lembaga untuk tidak memberikan pernyataan atau laporan dalam bentuk informasi masing-masing tanpa terpusat atau terkoordinasi dalam tim komunikasi dan media di G20 ini.
"Harus melalui satu pintu yakni tim komunikasi dan media G20 di bawah komando Kementerian Kominfo, jangan sendiri-sendiri mengeluarkan rilis tanpa koordinasi, bahaya karena bisa dimainkan, jika terjadi disinformasi yang belum lengkap," katanya.
Baca juga: Pemerintah waspadai penyebaran COVID-19 pada libur akhir tahun
Baca juga: KSP minta masyarakat disiplin protokol kesehatan di tempat wisata
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021