Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan pandemi COVID-19 yang saat ini melanda berbagai belahan dunia membuka peluang kolaborasi dalam membangun sistem kesehatan yang lebih kuat.
"Sampai November 2021, pandemi telah merenggut lebih dari 5 juta nyawa dan menginfeksi lebih dari 250 juta orang di dunia. Kita seharusnya tidak pernah membiarkan krisis ini terus terjadi dan semakin mengkhawatirkan," kata Budi Gunadi Sadikin saat membuka webinar internasional "Kolaborasi Global dan Regional untuk Penguatan Ketahanan Sistem Kesehatan Menuju Ketahanan Kesehatan" yang diikuti melalui YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Selasa.
Budi mengatakan pengalaman selama pandemi COVID-19 memberi pelajaran kepada setiap negara untuk memperkuat kolaborasi dalam peningkatan sistem kesehatan di tingkat regional maupun global.
Baca juga: Pandemi ubah pola pikir wisatawan
Baca juga: Pakar: Gelombang ketiga bisa dihindari bila vaksinasi maksimal
Menurut Budi, krisis besar yang dipicu oleh pandemi COVID-19 juga membuka peluang besar menghadirkan solusi ketahanan kesehatan demi melindungi generasi dari potensi krisis lanjutan di masa depan.
Ia mengatakan Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk membangun kembali arsitektur sistem kesehatan global melalui Presidensi G20 berikutnya. "Kami mengusulkan tiga isu prioritas selama Presidensi G20," katanya.
Pertama, kata Budi, perlu dibangun ketahanan sistem kesehatan global dimana setiap negara perlu memastikan mekanisme pendanaan darurat dapat diakses oleh semua negara, sehingga dukungan teknis dan logistik dapat dikerahkan saat terjadi pandemi.
Isu kedua adalah menyepakati standar protokol kesehatan dunia yang berpedoman pada sistem informasi yang dapat dioperasikan untuk merespons dengan cepat dan efektif pandemi yang terjadi, isu terakhir, adalah mendorong diversifikasi produk dan alih teknologi dalam dunia medis.
Baca juga: Satgas COVID-19: Prokes terus diperketat meski kasus positif menurun
Menurut Budi, upaya penanggulangan pandemi penting untuk memperhatikan produksi dan distribusi vaksin agar setiap negara memiliki akses yang sama ke vaksin, pengobatan dan alat diagnostik.
"Dalam membangun kembali arsitektur sistem kesehatan global, kita harus berpegang pada prinsip-prinsip akuntabilitas dan kesetaraan solidaritas," katanya.
Budi berharap webinar internasional dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2021 menjadi ajang diskusi pertukaran pengalaman dan persiapan menuju kolaborasi yang lebih kuat.
"Janganlah kita membuang waktu lagi, mari mengubah krisis ini menjadi peluang. Mari kita bekerja bahu-membahu untuk lebih mempersiapkan dunia dari krisis kesehatan yang terjadi di masa depan untuk generasi masa depan kita," katanya.
Webinar tersebut menghadirkan beberapa topik pembahasan terkait situasi epidemiologi COVID-19 terkini, pelajaran dari implementasi Asia Pasific Strategy for Emerging Diseases and Public Health Emergencies (APSED), strategi memperkuat keamanan kesehatan regional ASEAN, serta topik pengalaman negara dalam menghadapi pandemi.
Baca juga: Epidemiolog: Tracing ketat adalah standar utama pengendalian COVID-19
Sejumlah pembicara yang hadir, di antaranya Programme Area Manager-Country Health Emergency Preparedness and IHR WHO, Masayo Kato, Head of Health Division ASEAN Secretariat, Ferdinal Moreno Fernando, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondunuwu.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021