Beijing (ANTARA News) - Polisi China mengirim dua aktivis ke kamp kerja paksa dan mendakwa seorang pembangkang veteran dengan pasal subversi karena menyerukan pawai umum serupa di dunia Arab, kata kelompok hak asasi manusia Rabu.
Hua Chunhui dan Wei Qiang dijatuhi hukuman tanpa melalui proses pengadilan untuk "dididik kembali melalui kerja paksa", hukuman formal pertama pemerintah dalam sebuah penindasan besar terhadap pembangkangan, kata Pembela Hak Asasi Manusia China.
Hukuman ke kamp kerja paksa China jarang yang melebihi tiga tahun.
Pihak berwenang telah menangkapi para aktivis sejak seruan Februari untuk melakukan pawai "Jasmin" di China serupa dengan yang ada di dunia Arab, yang menyapu para pemimpin dari tampuk kekuasaan di Tunisia dan Mesir, serta memicu konflik berdarah di Libya.
Zhu Yufu, 59, didakwa secara formal menghasut untuk melakukan subversi terhadap kekuasaan negara di provinsi Zhejiang China bagian timur Selasa, kata CHRD yang berbasis di Hong Kong dalam sebuah pernyataan.
Zhu adalah orang kelima yang secara formal ditangkap sejak dimulainya penindasan, sementara hampir 40 aktivis lainnya ditangkap sebagai kriminal dan paling tidak 18 orang termasuk artis Ai Weiwei telah "hilang" ke dalam tahanan polisi, kata CHRD.
Zhu, yang ditangkap pada awal Maret, dihukum tujuh tahun penjara pada 1999 karena menjadi anggota pendiri Partai Demokrat China yang dilarang, dan juga menjalani hukuman penjara dua tahun sejak 2007 karena aktivitas pro-demokrasinya.
Pemerintahan Barat dan Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinannya menyangkut semakin banyaknya penindasan yang berakhir dengan penahanan dan penghilangan artis, pengacara, penulis dan intelektual.
Selasa, ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengungkapkan kekhawatirannya menyangkut hilangnya Ai pada 3 April, seorang artis garda depan yang vokal dan aktivis yang karyanya dipamerkan di galeri Tate Modern London.
"Penangkapan dan penghilangan sewenang-wenang harus dihentikan," kata Ashton.
"Saya mendesak pihak-pihak berwenang China untuk menjelaskan keberadaan semua orang yang hilang belakangan ini."
Amerika Serikat, Australia, Inggris, Prancis dan Jerman telah menyatakan kekhawatiran mereka atas kasus Ai dan penindasan yang terus berlangsung.
Kementerian luar negeri China mengatakan Ai tengah diselidiki karena "kejahatan ekonomi" dan memperingatkan pemerintah asing untuk tidak menyampuri kasus tersebut, demikian AFP melaporkan. (ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011