Melalui persiapan yang matang untuk para petugas LRT Jabodebek, diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal..

Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek menyiapkan SDM train attendant (prama/prami kereta) guna menggantikan peran masinis dalam moda transportasi yang rencananya menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi sehingga kereta dapat beroperasi secara otomatis.

VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan, pihaknya kini tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.

“Meski LRT Jabodebek akan beroperasi tanpa masinis, nantinya terdapat dua orang petugas pada setiap rangkaian LRT Jabodebek yaitu satu orang Train Attendant dan 1 orang Security,” kata Joni Martinus.

Joni menjelaskan, Train Attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Kata dia, Train Attendant selalu melakukan pergerakan di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal. Hal tersebut dikarenakan, pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC)/Backup OCC secara terpusat.

“Pada saat terjadi gangguan, Train Attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang Train Attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan).

Berbeda dengan masinis, petugas Train Attendant juga harus mampu berbahasa Inggris karena selama perjalanan petugas berinteraksi langsung dengan para pelanggan.

Guna menjamin kualitas Train Attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas Train Attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, syarat Train Attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Sebelum dapat bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi.

Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, maka petugas Train Attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

“Melalui persiapan yang matang untuk para petugas LRT Jabodebek, diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan untuk merasakan transportasi perkeretaapian urban yang paling maju di kawasan Ibu Kota,” ucap Joni.

Baca juga: INKA optimistis proyek LRT Jabodebek tetap beroperasi Agustus 2022

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021