Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa pimpinan harian Sekretariat Gabungan (Setgab) yang digilir membuat Setgab semakin tak efektif dan saling lempar tanggung jawab.
"Perubahan format di Sekretariat Gabungan (Setgab) semakin membuat koalisi tak jelas. Tidak membawa kearah yang positif bagi koalisi," kata Burhanuddin di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, jika mekanisme itu dilaksanakan maka tidak akan ada seorang pun yang dapat dimintai pertanggungjawaban.
"Kalau sebelumnya ketua harian Setgab itu dipimpin oleh Pak Ical, dan gagal mengamankan kebijakan koalisi di parlemen, maka anggota koalisi bisa mengarahkan jari telunjuk kepada Pak Ical. Sekarang tak bisa lagi dan ada kesan saling lempar tanggung jawab," ujar dia.
Menurutnya, ada konsekuensi baru dengan perubahan format tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Setgab, diharuskan untuk lebih intens dalam melakukan komunikasi dengan partai-partai koalisi.
Selama ini, SBY tidak pernah terlibat langsung dalam rapat-rapat Setgab, karena dirinya telah mempercayakan kepada ketua harian.
"Presiden praktis melakukan kontrol. Presiden selama ini jarang terlibat dalam Setgab karena semuanya diserahkan kepada Pak Ical. Dengan format bergiliran, Pak SBY mau tidak mau harus turun secara langsung," ungkap Burhanuddin.
(Zul/S026)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011