Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kelautan dan Pertanian telah menurunkan tim untuk menangani ulat bulu yang mungkin ada di Jakarta.

"Ada tim yang dinamakan Brigade Proteksi Tanaman, yang lakukan pemantauan di lima wilayah. Mereka tidak hanya memantau ulat bulu, tetapi penyakit dan hama yang terkait tanaman," kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Ipih Ruyani di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Meski tidak ada wabah ulat bulu di Jakarta, Ipih mengatakan pihaknya melakukan antisipasinya dengan menurunkan tim tersebut.

Sampai saat ini, belum ada laporan baru mengenai ulat bulu selain yang ada di 30 pohon cemara di Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Ipih mengatakan pihaknya telah menangani dan membasmi ulat bulu di Tanjung Duren tersebut dengan menyemprot menggunakan insektisida biologi.

Dia mengatakan, jumlah ulat bulu di Tanjung Duren masih ringan dan tidak dianggap sebagai suatu wabah seperti di Jawa Timur.

"Di Jakarta Barat per pohon hanya 60 ulat, sehingga masih ringan. Kalau wabah berat itu satu pohon bisa 800 ulat," katanya.

Meski tidak ada wabah ulat bulu di Jakarta, Ipih menghimbau kepada warga untuk mengantisipasi dengan memperhatikan dan menjaga lingkungan seperti membersihkan sanitasi dan serasah pohon.

"Pohon-pohon jangan sampai bertumpuk sampahnya, serasah itu sumber-sumber perkembangan. Kalau lihat kepompong yang akan menjadi kupu-kupu, tolong dikumpulkan kemudian dibakar. Lakukan pemeriksaan tanaman, karene dibalik pohon bisa ada ulat, sehingga kita bisa memotong sehingga bisa memotong siklus hidup ulat," katanya.

Wilayah yang rentan serangan ulat bulu yaitu di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur karena banyaknya pohon di daerah tersebut.

"Kalau dilihat banyaknya pohon, maka paling rentan ada di jakarta selatan, tapi tergantung perawatan pohon. Jadi semuanya juga mewaspadai," katanya.

Dia mengatakan wabah ulat bulu kemungkinan terjadi karena berkurangnya predator ulat bulu yaitu burung dan karena pola cuaca yang mempercepat siklus hidup ulat.

Sedangkan Kepala Sudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Barat, Bambang Wisanggeni memastikan ulat bulu yang berada di pohon cemara di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat tidak sampai menjalar ke rumah warga.

"Tidak sampai masuk ke rumah-rumah, hanya di pohon-pohon cemara itu. Jadi tidak akan menganggu masyarakat,? kata Bambang.

Sampai saat ini, Bambang mengatakan pihaknya uga belum mendapat keluhan dari warga mengenai keberadaan ulat bulu tersebut.

Dia memperkirakan ulat bulu itu kecil kemungkinannya akan menyebar.

Bambang mengatakan ulat bulu yang hidup di 30 pohon cemara telah ada sejak 2007. "Memang benar ada ulat bulu itu. Tapi ini berbeda seperti yang terjadi di Probolinggo, ini sudah ada sejak 2007. Ini musiman dan mereka sudah menetap disini," katanya.

Dia menjelaskan ulat bulu berada di 30 pohon cemara yang berada di pinggir Sungai Sekretaris di wilayah RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan Jakarta Barat.

(N006/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011