Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Nasrullah menilai integrasi CCTV dengan SKPD seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), penting untuk direalisasikan oleh Diskominfotik DKI Jakarta.
"Makanya perlu ada integrasi yang terkoneksi dengan pihak lain," ujar Nasrullah dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Apalagi ini sebagai pusat data yang nantinya memberikan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan. "Seperti info lalu lintas, banjir, kebakaran, hingga kriminal," katanya.
Anggota Komisi A DPRD DKI William Aditya Sarana mengatakan, selain integrasi, CCTV juga perlu diperbanyak terutama di beberapa titik rawan Ibu Kota. Dengan begitu tingkat kejahatan dapat diminimalkan.
"Saya kira salah satu yang paling penting sebaran titiknya. Perlu diperbanyak terutama sifatnya untuk hal keamanan. Ke depannya CCTV harus fokus untuk manfaat keamanan dan memantau kondisi kota," katanya.
Meskipun begitu, William mengatakan, dalam penambahan CCTV perlu dilakukan analisis kebutuhan sehingga lokasi-lokasi yang dipilih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan warga Jakarta.
"Harus ada pemantauan dan analisis kebutuhan, misalnya, di tempat umum seperti pasar dan trotoar. Atau di tempat yang rawan kejahatan, itu bisa direkomendasikan," katanya.
Baca juga: 37 Ambulans Gawat Darurat Dinkes DKI dipasangi CCTV
Baca juga: Sejumlah CCTV akan dilengkapi pengeras suara
Kepala Dinas Kominfotik DKI Jakarta Atika Nur Rahmania setuju dengan usul pengintegrasian CCTV dengan sejumlah Dinas. Karena itu, langkah awal yang akan dilakukan, yakni membuat kajian terlebih dahulu.
"Saya kira ini satu inovasi yang bisa kita usung melalui sebuah kajian yang baik untuk memastikan CCTV bukan hanya 'stand alone', tapi bisa terintegrasi secara 'overall' dengan sistem 112, BPBD dan Kebakaran," katanya.
Atika juga berupaya agar satu sistem dapat mencakup semua informasi, seperti titik genangan, dan kemacetan yang terpantau oleh CCTV. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu repot membuka banyak website untuk mendapatkan informasi.
"Jadi intinya, ke depan kita ada 'one stop service', jadi masyarakat tidak perlu membuka satu-satu website untuk mengakses layanan. Selama ini kita masih gunakan 'second' data atau 'report' dengan penggunaan CCTV maka bisa kita dapatkan data 'realtime'," tuturnya.
Baca juga: Dinas Tata Air Jakarta segera pasang CCTV di rumah pompa
Baca juga: DKI perbanyak CCTV bagi pembuang sampah sembarangan
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021