New York (ANTARA News) - Euro melampaui tingkat 1,45 dolar Amerika Serikat pada Selasa waktu setempat, setelah pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve menekankan kurangnya tekanan inflasi pada kebijakan moneter dan pemerintah Amerika mengumumkan data perdagangan yang lemah.
Setelah mencapai tingkat tertinggi sejak 14 Januari 2010, mata uang tunggal Eropa jatuh kembali ke 1,4477 dolar pada Selasa 2100 GMT (Rabu 04.00 WIB), naik dari 1,4436 dolar.
Pada Senin, dua pejabat puncak Federal Reserve, termasuk wakil pimpinan Janet Yellen, mengecilkan ancaman inflasi, dengan mengatakan kenaikan harga komoditas "sementara" dan tidak cukup untuk menjamin mengubah sikap uang longgar Fed.
Kesan yang muncul untuk menjelaskan perbedaan antara Fed dan Bank Sentral Eropa, yang menaikkan suku bunga minggu lalu mengutip tekanan inflasi.
"Euro naik ke tertinggi baru satu tahun terhadap greenback atau dolar karena perbedaan suku bunga terus mendukung keuntungan lebih lanjut dalam mata uang tersebut," kata Kathy Lien dari GFT.
Pembeli dolar juga tidak terkesan dengan data perdagangan AS yang menunjukkan penyempitan defisit pada Februari tetapi juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi lamban secara keseluruhan.
"Namun, defisit perdagangan tetap besar, memberikan alasan investor lain untuk menjauh dari dolar AS," kata Lien.
Mata uang Jepang naik terhadap dolar, yang turun menjadi 83,56 yen dari 84,67 yen.
Pound jatuh ke 1,6257 dolar dari 1,6347 dolar. Dolar dibeli 0,8968 franc Swiss, turun dari 0,9063, demikian AFP.
(A026)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011