"Ini rencana untuk introduksi vaksin Rotavirus tahun 2022, karena baru, kita mulai dari daerah dengan prevalensi tinggi yaitu untuk diare di DKI Jakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondunuwu di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX yang diikuti dari YouTube DPR RI di Jakarta, Senin siang.
Maxi mengatakan imunisasi Rotavirus tahun depan akan menggunakan vaksin impor yang menyasar anak usia 9 dan 12 pekan.
Secara global, kata Maxi, Rotavirus adalah penyebab utama diare dengan dehidrasi berat pada anak usia kurang dari 5 tahun. Diperkirakan lebih dari 500 ribu kematian anak disebabkan akibat diare, lebih dari 2 juta lainnya dirawat di rumah sakit berdasarkan pendataan pada tahun 2000.
Baca juga: Pakar: Indonesia masih tertinggal dari negara berkembang soal vaksin
Baca juga: Peneliti Indonesia-Australia kembangkan vaksin rotavirus RV3-BB
Berdasarkan data Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) tahun 2016, kata Maxi, sekitar 45 hingga 60 persen diare di Indonesia disebabkan oleh Rotavirus.
Berdasarkan hasil studi, kata Maxi, sanitasi tidak memiliki pengaruh terhadap terjadinya diare karena Rotavirus, sehingga vaksin merupakan upaya utama untuk mencegah diare karena rotavirus.
"Saat ini ada 114 negara telah memasukkan vaksin Rotavirus dalam program imunisasi, karena itu Pak Menteri Kesehatan minta kita mulai tahun depan dengan imunisasi antigen yang baru ini (Rotavirus)," katanya.
Maxi mengatakan program imunisasi Rotavirus akan kembali diperluas pada 2023 ke daerah lain dengan prevalensi tinggi penyakit diare sesuai dengan hasil kajian epidemiologi. "Baru pada 2024 itu dilakukan secara nasional," katanya.
Maxi menambahkan imunisasi Rotavirus pada 2023 ditargetkan sudah menggunakan vaksin produksi PT Bio Farma menyasar usia anak yang lahir di pekan pertama dan pekan kesembilan.*
Baca juga: Vaksin rotavirus ROTAVAC® dapat prakualifikasi WHO
Baca juga: Saat diare, pastikan asupan nutrisi tetap terjaga
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021