penggunaan digitalisasi dapat mendukung upaya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengoptimalkan hilirisasi karet alam dengan memacu kemampuan dan penguasaan teknologi industri kecil dan menengah (IKM) berbasis komoditas itu melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi (Dapati).
“Berbagai permasalahan yang dihadapi IKM sekarang, tidak hanya sebatas pada kebutuhan pemasaran produk, akan tetapi kebutuhan peningkatan penguasaan teknologi industri untuk menghasilkan produk yang memenuhi standard, berkualitas dan mampu bersaing di pasar,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin.
Ia menilai para pelaku IKM di tanah air perlu memanfaatkan teknologi modern dalam proses produksinya. Hal ini sejalan dengan implementasi pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Selain itu, penggunaan digitalisasi dapat mendukung upaya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri,” kata Menperin melalui keterangan tertulis.
Salah satu potensi sumber daya alam yang perlu dioptimalkan lebih dalam hilirisasi, yaitu karet alam. Indonesia adalah penghasil karet alam terbesar kedua di dunia, sehingga berperan penting memasok kebutuhan pasar ekspor.
“Geliat hilirisasi industri barang karet berbasis karet alam pada sektor IKM masih perlu ditingkatkan dari sisi jumlah maupun kualitasnya,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi.
Menurut dia, guna mewujudkan upaya tersebut, pihaknya memiliki program Dapati. Program strategis ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaku IKM yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dalam upaya penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas produknya agar bisa berdaya saing, termasuk IKM pangan maupun non-pangan.
“Dalam program Dapati, kami mendorong IKM dalam penerapan optimalisasi teknologi, desain rancang dan rekayasa proses serta diversifikasi inovasi produk sehingga IKM dapat mendorong laju hilirisasi komoditas unggulan daerah, seperti karet alam,” papar Doddy.
Langkah ini selaras dengan kebijakan substitusi impor, hilirisasi komoditas unggulan, dan optimalisasi tingkat kandungan dalam negeri.
Salah satu unit kerja di bawah binaan BSKJI Kemenperin yang punya tugas utama dalam pengembangan produk barang karet, yakni Baristand Industri Palembang.
Unit kerja itu telah berkontribusi aktif pada penumbuhan industri barang karet melalui transfer teknologi, peningkatan kompetensi SDM, asistensi produksi dan penjaminan produk di beberapa rintisan pabrik barang karet.
“Baristand Industri Palembang mendukung tumbuhnya ekosistem industri dan sinergi para stakeholders dalam mendorong tumbuhnya industri hilir karet di Indonesia khususnya Provinsi Jambi,” ujar Doddy.
Program Dapati, menurutnya, akan dapat membantu pemerintah daerah secara langsung dalam pembinaan dan pengembangan IKM dalam pengembangan hilirisasi komoditas unggulan daerah seperti karet alam.
Kepala Baristand Industri Palembang, Syamdian menyampaikan penumbuhan IKM barang karet berbasis karet alam pada level petani karet mempunyai tantangan tersendiri apabila dibandingkan dengan IKM pangan.
“Permodalan alat dan mesin pengolahan bahan olah karet (bokar) karet alam cukup besar yang terkadang tidak bisa ditanggung sendiri oleh IKM, kelompok tani maupun KUD,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya memfasilitasi terbentuknya ekosistem inovasi industri yang solutif bagi IKM barang karet di KUD Sekawan Tani, Desa Sungai Merah, Kabupaten Sarolangun.
Program kegiatan difokuskan pada optimalisasi transfer teknologi untuk efisiensi produksi, peningkatan kualitas produk sandal karet dan karpet karet agar dapat dipasarkan di wilayah Jambi dan sekitarnya.
Baca juga: Kemenperin pacu serat alam jadi bahan baku tekstil via program Dapati
Baca juga: Kemenperin dongkrak produksi hilirisasi olahan karet alam
Baca juga: Kemenperin gandeng pemda dan BI pacu hilirisasi karet di Jambi
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021