Menko Perekonomian, Hatta Rajasa kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Selasa, mengatakan, Presiden juga meminta Pertamina melakukan hal tersebut termasuk mengevaluasi prosedur yang harus ditempuh bila terjadi kebakaran di kilang pengolahan maupun penyimpanan minyak milik Pertamina.
"Pertamina melakukan evaluasi secara keseluruhan, bapak presiden juga minta untuk evaluasi secara menyeluruh kilang minyak, semuanya Cilacap, Balongan, Dumai, dan sebagainya," kata Hatta.
Hal yang dievaluasi, kata Hatta, menyangkut prosedur pengamanan agar tidak terjadi kebakaran dan juga prosedur ketika kebakaran terjadi.
Ketika ditanya apakah pemerintah secara resmi memberikan teguran pada Pertamina, Hatta enggan mengomentari hal tersebut.
Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap pertama kali terjadi pada hari Sabtu (2/4), pukul 04.55 WIB, di tangki 31-T2 yang berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component), yakni cairan yang digunakan untuk meningkatkan angka oktan pada premium.
Pada Sabtu siang, kebakaran itu merambat ke tangki 31-T3 dan malam harinya merambat ke tangki 31 T-7.
Api yang membakar tangki 31 T-2 dan tangki 31 T-3 berhasil dipadamkan pada Minggu (3/4) malam, sedangkan tangki 31 T-7 dipadamkan pada Selasa, pukul 10.35 WIB.
Akan tetapi pada pukul 12.00 WIB, kobaran api kembali terjadi di tangki 31 T- 7.
Pada Rabu (6/4), pukul 07.00 WIB, kebakaran di tangki 31 T-7 berhasil dipadamkan, namun dari tangki 31 T3 (bukan 31 T-7 seperti yang diwartakan sebelumnya) kadang kala terlihar lidah api yang disertai asap hitam pekat.
Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap dinyatakan padam total pada Rabu petang, pukul 17.00 WIB.(*)
(T.P008*D013/M012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011