"Pimpinan DPR RI mengirimkan surat ke Kementerian Pekerjaan Umum hari ini."

Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI, Marzuki Alie, mengajak fraksi-fraksi yang mempertanyakan keputusan pelaksanaan pembangunan gedung baru DPR RI untuk melihat langsung transkrip pembicaraan pada rapat konsultasi pimpinan DPR RI.

"Kepada fraksi-fraksi yang masih mempertanyakan, silakan ambil saja transkripnya di Sekretariat Jenderal DPR RI. Kita terbuka," kata Marzuki Alie, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, Sekretariat Jenderal DPR RI terbuka kepada anggota fraksi untuk mengambl transkrip pembicaraan pada rapat konsultasi pimpinan DPR RI yang memutuskan melanjutkan pembangunan gedung baru DPR RI.

Marzuki menyatakan, dirinya tidak bersikeras agar pembangunan gedung baru DPR RI dengan plafon anggaran Rp1,138 triliun terus dilanjutkan.

Pada rapat konsultasi pimpinan DPR RI, kata dia, tidak ada satu kali pun anggota dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang menyatakan menolak pembangunan gedung baru.

"Pimpinan DPR RI akan mengirimkan surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum, untuk meminta penjelasan apakah anggaran pembangunan gedung baru itu terlalu mahal atau sudah proporsional," katanya.

Menurut dia, karena anggota DPR belum memahami karena itu pimpinan DPR memnta penjelasan kepada Kementerian Pekerjaan Umum.

"Pimpinan DPR RI mengirimkan surat ke Kementerian Pekerjaan Umum hari ini, dan meminta agar mendapat jawaban dalam tiga hari ke depan," katanya.

Marzuki berharap, setelah ada jawaban dari Kementerian Pekerjaan Umum, tidak ada lagi polemik perihal pelaksanaan pembangunan gedung baru DPR RI.

Marzuki Alie menjelaskan hal itu terkait dengan sikap anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi Gerinda yang melakukan walk out saat rapat paripurna penutupan masa persidangan, Jumat, 8 April 2011.

Saat itu, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi Gerinda yang melakukan walk out karena interupsinya yang meminta dilakukan pembahasan ulang perihal pembangunan gedung baru DPR RI merasa tidak diindahkan oleh pimpinan sidang.
(T.R024)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011