Pontianak (ANTARA News) - Pesta kembang api yang sambung menyambung di langit Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mewarnai malam pergantian tahun baru Imlek, Senin dini hari. Suasana kota berjuluk "Kota Khatulistiwa" itu pun tampak dihiasi dengan lampion berbagai ukuran yang memancarkan warna merah menyala. Aksi pesta kembang api dengan letupannya yang sambung menyambung, dan kemeriahan penyambutan pergantian tahun Imlek amat terasa di sejumlah kawasan yang selama ini dikenal sebagai daerah Pecinan. Sejumlah kawasan tersebut, seperti di kawasan perdagangan Jl Gajah Mada, Tanjungpura, Imam Bonjol, Diponegoro, hingga memasuki permukiman warga semisal Jl Purnama, Sungai Raya Dalam, Adi Sucipto, dan beberapa tempat lainnya. Dari pantauan di lapangan, arus lalu lintas juga tampak padat merayap saat memasuki malam hari hingga beberapa menit menjelang pergantian tahun. Kembang api seperti tidak putus-putusnya, saling sambung memberikan rona cerah laksana taburan bintang, menghiasi langit. Kembang api dan mercon diyakini oleh sebagian warga Tionghoa sebagai pengusir roh jahat. Sejumlah petugas kepolisian lalu lintas, tampak menutup kawasan Jalan Diponegoro dari arah Jl Gajah Mada. Upaya itu dilakukan, guna mengurangi kemacetan yang semakin parah. Meski ada penutupan ruas jalan, tak menghalangi ribuan warga kota "tumpah" menyambut malam pergantian tahun Imlek tersebut. Ribuan orang memenuhi pinggir jalan sambil duduk di motor guna menyaksikan pesta kembang api yang dinyalakan warga yang merayakan tahun baru. Pada menit-menit menjelang tahun baru Imlek hingga pukul 00.30 WIB, jalan Gajah Mada mulai dari depan restoran fast food khas Amerika hingga depan kantor harian Pontianak Post, arus lalu lintasnya macet total. Ribuan orang berhenti berkendaraan karena menyaksikan pesta kembang api. Beberapa pemuda Tionghoa yang ditemui, menyatakan tidak punya harapan khusus dengan pergantian tahun tersebut. "Ini hanya merayakan tahun baru. Ya, semoga tahun depan lebih baik dari sebelumnya," kata Alex, yang bermukim di kawasan Pecinan Jalan Gajah Mada. Sementara itu, acara Tahun Baru Imlek juga dilaksanakan di kediaman resmi Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis. Lampion berwarna merah menyala tampak berderet di pagar dan halaman rumah yang berada di Jalan Ahmad Yani tersebut. Sekretaris Jenderal Majelis Adat Budaya Tionghoa Kalbar, Andreas Acui Simanjaya, menyatakan tahun 2560 Imlek merupakan tahun kerja keras. "Tidak bisa lagi bersantai. Jika ingin berhasil di tahun kerbau, kita mesti kerja keras," katanya. Menurut Acui, sebanyak 40 ribu jiwa warga Pontianak menyambut tahun baru Imlek 2560 ini. Sedangkan di Kota Singkawang, sekitar 62 persen daru jumlah penduduk, merupakan keturuan Tionghoa. Dalam kesempatan terpisah, Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya menyatakan suka citanya karena dapat memberikan kesempatan kepada warga Tionghoa merayakan tahun baru Imlek di kediaman resmi Gubernur. Kediaman gubernur pun menjadi tontonan ratusan warga yang melintasi kawasan Ahmad Yani karena hiasan lampionnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009