Memang benar masih banyak kekhawatiran," kata Menteri Pendidikan Korea SelatanSeoul (ANTARA) - Semua sekolah di Korea Selatan untuk pertama kalinya memulai kembali kelas tatap muka penuh pada Senin sejak negara itu mulai memerangi wabah virus corona pada awal 2020.
Sebagai negara pertama di luar China yang menghadapi wabah besar virus corona, sekolah-sekolah Korea Selatan telah mengalami berbagai tahap penutupan, pembelajaran jarak jauh, dan pengaturan kegiatan belajar secara hibrida (daring dan luring).
Kegiatan tes COVID yang meluas, pelacakan kontak intensif, dan aplikasi pelacakan telah memungkinkan Korea Selatan untuk membatasi penyebaran virus corona tanpa penguncian ekstensif yang diterapkan di negara-negara lain.
Namun, upaya Korsel sebelumnya untuk membuka sekolah sepenuhnya terhambat oleh gelombang infeksi baru.
Baca juga: Korsel mulai coba "hidup berdampingan dengan COVID-19"
Sekolah yang dibuka kembali sepenuhnya merupakan bagian dari rencana Korea Selatan untuk "hidup berdampingan dengan COVID-19", yang diadopsi setelah negara itu mencapai target vaksinasinya pada Oktober.
Secara keseluruhan 78,8 persen dari total populasi Korsel sudah divaksin lengkap, meskipun tingkat vaksinasi untuk warga yang berusia 12-17 tahun turun menjadi 12,8 persen.
"Memang benar masih banyak kekhawatiran," kata Menteri Pendidikan Korea Selatan Yoo Eun-hye saat berkunjung ke sebuah sekolah dasar di Seoul, Senin.
Bahkan ketika melonggarkan aturan jarak sosial di tengah tingkat vaksinasi yang tinggi, Korsel masih berjuang melawan sejumlah kasus harian tertinggi COVID-19, termasuk rekor jumlah kasus COVID yang parah.
Korea Selatan melaporkan 2.827 kasus tambahan COVID-19 pada Minggu tengah malam, turun sedikit dari tingkat kasus harian yang mencapai lebih dari 3.000 selama hampir satu minggu, termasuk rekor tertinggi 3.292 kasus tambahan COVID-19 pada Kamis.
Baca juga: Kasus varian COVID-19 di Korsel bertambah 3.405 dalam sepekan
Yang paling mengkhawatirkan bagi para petugas kesehatan di Korsel adalah peningkatan kasus-kasus COVID serius yang membutuhkan rawat inap, yang telah mencapai rekor tertinggi lebih dari 500 pasien.
Oleh karena itu, sekolah-sekolah masih dapat beralih kembali ke pembelajaran jarak jauh atau pengaturan pembelajaran secara hibrida jika situasi virus corona di dalam negeri mengharuskannya.
Tindakan pencegahan seperti penggunaan masker, pemasangan partisi pemisah, dan tindakan menjaga jarak lainnya tetap dilakukan.
"Dengan meningkatnya jumlah kasus baru yang dikonfirmasi, kami meminta orang tua dan anggota keluarga untuk lebih memperhatikan tindakan pencegahan," kata Yoo.
"Kementerian pendidikan dan kantor pendidikan akan memeriksa langkah-langkah pencegahan secara menyeluruh dan akan mendukung daerah-daerah yang membutuhkan," lanjutnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kampanye hidup bersama COVID-19, Korsel terapkan paspor vaksin
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021