Jakarta (ANTARA) - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) V (right issue) dengan target perolehan dana Rp2,5 triliun.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan aksi korporasi itu dilancarkan demi memenuhi modal inti bank digital yang ditetapkan OJK minimal Rp2 triliun pada akhir tahun 2021 dan Rp3 triliun di akhir tahun 2022, serta mempercepat transformasi bank digital dan pengembangan aplikasi.
Saat ini, aplikasi neobank milik BNC dikenal akan inovasi produk dan layanannya yang interaktif, di antaranya terdapat Neo Jurnal, fitur chat, dan games Dunia Neo.
"Raihan modal hasil aksi korporasi ini tentu saja sangat penting bagi perkembangan fitur, layanan, dan produk BNC. Ke depannya, BNC akan terus berinovasi untuk memberikan pengalaman unik perbankan digital yang berbeda bagi para nasabah. BNC akan terus fokus pada inovasi dan terobosan, berfokus pada interaksi antar nasabah,” ungkap Tjandra dalam siaran pers, Senin.
Baca juga: Transformasi ke digital, Bank Mayapada gandeng fintek OneConnect
Dalam PMHMETD V, BNC mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 lembar saham baru yang akan dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia atau sebesar 25,71 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini. Dengan nilai nominal Rp100,- setiap saham dan harga pelaksanaan Rp1.300,- per saham, maka seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp2.505.310.850.900.
Dalam pelaksanaan PMHMETD V, tipa pemegang saham yang memiliki 35 lembar saham dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 30 November 2021 pukul 16.00 WIB mempunyai 9 HMETD, di mana tiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru. HMETD ini diperdagangkan mulai tanggal 2 Desember hingga 8 Desember 2021.
Penambahan modal dari aksi korporasi itu diprioritaskan pada investasi teknologi informasi, pengembangan dan rekrutmen karyawan, promosi dan edukasi bank digital, pengembangan aplikasi neobank milik BNC melalui pengembangan berbagai fitur dan layanan perbankan yang inovatif, juga untuk memperkuat rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
"Melalui right issue ini, BNC akan mendapatkan suntikan senilai Rp2,5 triliun yang menyebabkan modal inti BNC meningkat menjadi lebih dari Rp3 triliun, melebihi ketentuan yang ditetapkan OJK," kata Tjandra.
"Hal itu sebagai bentuk keseriusan BNC dan untuk semakin mempercepat akselerasi transformasi menjadi bank digital terdepan di Indonesia,” terang Tjandra.
Tjandra bersyukur karena terobosan yang telah BNC lakukan memberikan hasil, di antaranya menjadikan BNC sebagai pemimpin pasar di kategori bank digital dengan jumlah nasabah terbanyak di Indonesia dan menjadikan aplikasi neobank sebagai aplikasi bank digital yang paling banyak dicari dan diunduh.
“Berbagai raihan positif di tahun ini membuat semangat kami terlecut dan kami optimis kinerja Bank Neo Commerce di tahun depan akan lebih baik lagi,” tutup Tjandra.
Baca juga: BNC fokus investasi teknologi dan keamanan digital
Baca juga: BI: Presidensi G20 RI akan bahas mata uang digital bank sentral
Baca juga: BI catat transaksi uang elektronik tumbuh 55,54 persen Oktober 2021
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021