Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengatakan, pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan 22 WNI awal kapal Sinar Kudus yang disandera di perairan Somalia sejak Maret 2011.
"Pemerintah akan ambil langkah lebih cepat dalam menyelesaikan masalah ini," kata Fadel dalam acara dialog di Jakarta, Senin malam.
Ia memaparkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah beberapa kali mengadakan rapat terkait dengan peristiwa penyanderaan pelaut Indonesia tersebut.
Selain itu, lanjutnya, telah terdapat sejumlah langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.
Namun, Menteri Kelautan dan Perikanan mengaku bahwa dirinya bukanlah sosok yang tepat untuk membicarakan kepada publik tentang berbagai langkah lebih cepat yang akan dilakukan tersebut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam keterangan pers di kantor Presiden Jakarta, Senin (11/4) sore, mengatakan, pemerintah sejak mendapat informasi pertama mengenai insiden pembajakan langsung menyiapkan sejumlah langkah sebagai upaya pembebasan sandera dengan mengutamakan keselamatan WNI yang disandera.
"Sejak adanya laporan terjadinya pembajakan tersebut, pemerintah sudah kelola dan tangani dengan baik. Sejak ada kejadian, Presiden pimpin rapat dengan undang menteri terkait yaitu Menko Polhukam, Menlu, kepala BIN dan kepolisian," kata Djoko.
Kesimpulan rapat yang dipimpin oleh Presiden itu, menurut Djoko, pemerintah terus berkomunikasi dengan pemilik kapal dan terus memantau kondisi awak kapal yang disandera untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka.
Mengenai adanya opsi lain untuk membebaskan sandera, Djoko mengatakan hal itu tidak bisa dijelaskan secara rinci namun pemerintah sudah menyiapkan berbagai opsi untuk menyelamatkan awak kapal.
Sebanyak 22 WNI awak kapal Sinar Kudus ditawan para perompak, berikut membajak kapal mereka bermuatan barang ekspor RI bernilai triliunan rupiah di Teluk Aden, Somalia.
Kapal milik PT Samudra Indonesia itu dibajak para perompak Somalia pada 16 Maret 2011 saat dalam perjalanan dari Sulawesi Selatan menuju Belanda.
Kapal tersebut bertolak dari Pomalaa pada Februari 2011, dan biasanya perjalanan dari Pomala ke Roterdam membutuhkan waktu 34 hari.
Namun karena dibajak perompak, maka hingga saat ini kapal tersebut masih berada di perairan laut Somalia. (M040/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011