Dewan Olimpiade Asia berbagi visi saat menetapkan arah untuk masa depan olahraga di Asia
Jakarta (ANTARA) - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan, negara-negara anggota Dewan Olimpiade Asia (OCA) berkontribusi besar dalam dunia olahraga dan salah satunya dengan sukses menyelenggarakan berbagai ajang besar.
Sedikitnya tiga pesta olahraga terbesar di dunia secara beruntun terselenggara di Benua Kuning. Dua di antaranya telah berlangsung yakni, Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan 2018 dan Olimpiade Tokyo, Jepang 2020. Sedangkan sisanya adalah Olimpiade Musim Dingin Beijing, China yang akan terlaksana pada 4-20 Februari 2022.
"Ini adalah visi yang ditentukan oleh ambisi, kepercayaan diri, dan sikap nyata yang bisa dilakukan. Dewan Olimpiade Asia berbagi visi saat menetapkan arah untuk masa depan olahraga di Asia," kata Bach seperti dilansir situs resmi OCA, Minggu.
Menurutnya, kemitraan yang kuat antara IOC dan OCA dalam olahraga juga telah menghasilkan dampak positif di bidang lain.
Seperti tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), kesetaraan gender, perubahan iklim, dan pendidikan.
"Kami bergandengan tangan untuk memperkuat peran olahraga dalam masyarakat yang memungkinkan kami untuk lebih mengejar misi bersama untuk menempatkan olahraga dalam pelayanan kemanusiaan," kata Bach.
Baca juga: OCA: 2022 menjadi tahun yang sibuk untuk olahraga di Asia
"Inilah sebabnya saya ingin mengucapkan selamat kepada seluruh anggota OCA di bawah kepemimpinan penjabat Presiden Randhir Singh karena memimpin jalan untuk mempromosikan olahraga di seluruh Asia," tambahnya.
Bach mengungkapkan Asia bakal kembali menjadi pusat perhatian sekali lagi dengan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, sekaligus mengakhiri rentetan pesta olahraga terbesar di dunia yang bergulir di Benua Kuning.
"Semua NOC dan atlet Anda memainkan peran penting dalam menulis sejarah di Tokyo. Sangat membanggakan, tanpa tekad Anda, Olimpiade ini tidak akan terjadi dengan cara yang sukses dan aman. Oleh karena itu, terimalah terima kasih saya yang tulus atas kontribusi Anda yang tak ternilai bagi keberhasilan Olimpiade ini," kata Bach.
Bach menambahkan ketika negara-negara di seluruh dunia memulai perjalanan panjang pemulihan dari pandemi COVID-19, Majelis Umum OCA mengirimkan pesan yang sangat penting bahwa olahraga dan atlet pun siap berkontribusi untuk membangun kembali masyarakat yang lebih berpusat pada manusia yang lebih inklusif.
Baca juga: OCA sebut persiapan Asian Games Hangzhou 2022 berjalan tanpa hambatan
"Saya berharap diskusi yang bermanfaat dan Majelis Umum berlangsung sukses. Sampai jumpa di Beijing, China, Asia,” pungkasnya.
Dewan Eksekutif OCA melakukan pertemuan di Dubai dengan format hibrida pada Sabtu-Minggu (20-21/11). Dari 44 Komite Olimpiade Nasional (NOC) di Asia, 14 di antaranya tidak bertolak ke Dubai karena pembatasan perjalanan dan protokol kesehatan dan memilih untuk bergabung dengan konferensi secara daring.
Rapat Dewan Eksekutif yang mengawali konferensi dua hari itu dipimpin oleh Randhir Singh bersama Direktur Jenderal OCA, Husain Al-Musallam.
Agenda utama adalah pengarahan dari penyelenggara Asian Games Hangzhou 2022, dilanjutkan dengan laporan lanjutan dari tiga kota yang akan menjadi tuan rumah Asian Games berikutnya yakni Aichi-Nagoya, Jepang pada 2026, Doha, Qatar para 2030, dan Riyadh, Arab Saudi pada 2034.
Baca juga: Dewan Eksekutif OCA sepakat AIMAG Thailand bergulir pada November 2023
Baca juga: Presiden IOC puji Tokyo sebagai kota tuan rumah "yang paling siap"
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021