Marshad, Iran (ANTARA News/IRNA-OANA) - Wakil Menteri Luar Negeri Iran yang membidangi masalah Konsuler dan Keparlemenan, Hassan Qashqavi, mengatakan bahwa kebijakan Barat bersikap diskriminasi terhadap energi nuklir di tingkat internasional.

Qashqavi mengucapkan pernyataan itu pada upacara memperingati hari energi nuklir damai di Universitas Payam-e Nour di Mashad, Iran, Ahad (10/4).

"Menurut standar mereka sendiri, negara-negara Barat mengklaim bahwa negara-negara Muslim harus berada pada tingkat yang lebih rendah daripada Israel. Mereka juga mengatakan bahwa negara-negara Muslim tidak memiliki hak untuk mendapatkan akses ke energi nuklir damai," ujarnya.

Mengacu pada fakta negara-negara Barat berpendapat bahwa Iran harus membuktikan dia tidak memiliki senjata nuklir, pejabat itu mengatakan bahwa akal sehat mengatakan ketika sesuatu tidak ada ketiadaan tidak perlu dibuktikan.

"Washington bahkan menentang kegiatan damai nuklir Iran," kata Qashqavi.

Ia mencontohkan, ketika negara-negara Barat berbicara tentang perlucutan senjata nuklir di Timur Tengah, mereka mengecualikan rezim Zionis. Padahal semua tahu bahwa Israel memiliki senjata nuklir.

Negara-negara Barat memiliki kecurigaan terhadap pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Iran, dan menuding Teheran mengembangkan senjata nuklir dibalik proyek nuklirnya itu. Tetapi Teheran berkali-kali membantahnya dan menjelaskan proyek nuklir mereka benar-benar untuk kepentingan damai, mencukupi kebutuhan energinya.
(Uu.H-AK/A023)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011