Apalagi kini ada dana talangan dari Bank BTN untuk uang muka bagi KPR BP2BT, sehingga pengembang tidak perlu khawatir cash flow-nya terganggu
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus menggenjot penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT) untuk memenuhi target 11.000 unit hingga akhir 2021.
Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar dalam rilis di Jakarta, Minggu, mengatakan, salah satu strategi perseroan yaitu dengan menggelar akad KPR BP2BT massal yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.
Gelaran akad Kredit Massal KPR BP2BT merupakan bagian dari rangkaian HUT KPR ke-45 yang jatuh pada 10 Desember. Adapun pada akhir pekan ini, Bank BTN secara serentak berhasil melakukan akad kredit massal KPR BP2BT sebanyak 2.150 unit.
"Sementara yang sudah kita realisasikan sebelumnya hingga kemarin itu lebih dari 4.000 unit, sehingga dengan akad hari ini Bank BTN sudah menuju hampir 7.000 unit. Kita akan lakukan akad massal sampai akhir November, sehingga kami berharap target 11.000 itu akan tercapai hingga akhir tahun 2021," ujar Hirwandi
Hirwandi menyampaikan, gelaran akad kredit massal itu juga bentuk keseriusan dari Bank BTN dalam membantu pemerintah menggenjot program Pembangunan Sejuta Rumah dan mengurangi backlog perumahan dengan skema KPR BP2BT. Untuk itu, perseroan mendorong pengembang mempercepat akad atau realisasi KPR BP2BT.
"Setelah kuota KPR FLPP tahun habis, maka Bank BTN juga secara serius membantu pemerintah untuk mendorong pembiayaan melalui skema KPR BP2BT agar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tetap dapat memiliki rumah disamping bisnis para pelaku pembangunan perumahan yang berdampak pada 174 industri ikutannya berjalan," kata Hirwandi.
Hirwandi berharap ke depannya tidak ada lagi pembedaan yang dilakukan pengembang terhadap KPR FLPP dan KPR BP2BT. Pasalnya dua-duanya merupakan KPR subsidi yang sangat bermanfaat dan memudahkan MBR dalam memiliki rumah.
"Apalagi kini ada dana talangan dari Bank BTN untuk uang muka bagi KPR BP2BT, sehingga pengembang tidak perlu khawatir cash flow-nya terganggu," ujar Hirwandi.
Menurut Hirwandi, dengan dana talangan dari Bank BTN maka pencairan subsidi uang muka hingga Rp40 juta bisa dilakukan di depan, sehingga pengembang tidak perlu menunggu pencairan pemerintah yang mungkin butuh waktu.
Kemudian dari sisi masyarakat konsumen atau debitur, Bank BTN memberikan kemudahan angsuran sama dengan angsuran FLPP dan memberikan pilihan suku bunga tetap selama lima tahun dan 10 tahun.
"Kedua angsurannya itu jauh lebih rendah dari FLPP, sehingga dilihat dari konsumen keuntungannya ada dua yaitu konsumen beli rumah senilai Rp150 juta, namun mereka membelinya hanya Rp110 juta karena Rp40 juta di subsidi, yang kedua keuntungannya angsurannya hampir sama bahkan lebih rendah dari pada KPR FLPP," kata Hirwandi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna mengaku mengapresiasi kerja keras Bank BTN dalam menyalurkan KPR BP2BT.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bank BTN yang hari ini bekerja keras menyalurkan produk KPR BP2BT, yang jika melihat sejarahnya di awal-awal agak seret penyalurannya, walaupun kami meyakini perubahan ini sangat baik," ujar Herry.
Herry menuturkan, KPR BP2BT sangat baik, karena mengajak masyarakat untuk membiasakan menabung, apalagi dari sisi bank produk tersebut tidak mendistorsi pasar. Kelebihan lainnya, Bank BTN bisa menyalurkan kreditnya dengan bunga pasar, sedangkan ketidakmampuan MBR ditutup pemerintah dengan tunai sebesar hingga Rp40 juta sehingga sisanya lah yang harus dicicil.
Baca juga: Fasilitas pembiayaan perumahan paling banyak dinikmati millenial
Baca juga: SMF salurkan dana Rp3,85 triliun dukung pembiayaan KPR Subsidi
Baca juga: BTN tingkatkan penyaluran KPR subsidi berbasis tabungan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021