Jakarta (ANTARA News) - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI menghargai sikap Arifinto yang memilih mengundurkan diri dari keanggotaan DPR terkait perilakunya dalam sidang Paripurna DPR pekan lalu.

Arifinto, ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal di Gedung DPR di Jakarta Senin, telah menyatakan mengajukan pengunduran diri sebagai anggota DPR kepada PKS dalam kesempatan konferensi pers di DPR Senin siang.

Anggota Fraksi PKS, Arifinto, tertangkap kamera wartawan tengah membuka gambar porno melalui iPad-nya ketika rapat Paripurna DPR, Jumat (8/4), tengah berlangsung.

Fraksi PKS menilai bahwa langkah Arifinto tersebut telah membangun kultur baru di perpolitikan Indonesia yaitu siap mundur secara sukarela untuk menunjukkan tanggung jawab kepada publik.

Kamal menilai, Arifinto menunjukkan penghargaan yang tinggi kepada institusi DPR sebagai lembaga tinggi negara dan juga kepada PKS yang ia ikut rintis sejak awal.

"Secara pribadi dan juga sebagai Ketua Fraksi PKS (saya) berharap seluruh kader dan simpatisan dapat menerima pilihan Arifinto dan tidak berlarut-larut tenggelam dalam permasalahan ini," kata Mustafa.

Masih banyak agenda partai yang harus dijalani dan semua kerja untuk bangsa harus diteruskan. Pengajuan mundur dari Arifinto menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki tanggung jawab yang besar dan sikap ksatria.

"Terlepas bahwa di internal masalah ini juga diproses sesuai aturan, namun Pak Arifinto memberi contoh yang baik untuk kader, untuk pejabat publik dan untuk seluruh rakyat Indonesia, bahwa pejabat publik harus memikirkan publik yang lebih luas dalam setiap pikiran dan tindakannya," ujar Kamal.

Mustafa Kamal memastikan bahwa setelah ini Fraksi akan mengantarkan surat dari Arifinto yang meminta mundur dari jabatan sebagai anggota DPR kepada pimpinan partai.

Ia juga menekankan bahwa di PKS sistem berjalan dengan semestinya. Di PKS, menurutnya, tidak ada keistimewaan antara seorang pimpinan, anak buah, pendiri atau pun pengurus biasa, dalam hal menjaga aturan dan etika partai.

Meski demikian ia mengingatkan agar publik juga bisa berempati terhadap kehidupan pribadi Arifinto dan keluarganya.

(D011/A041/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011