Brussels (ANTARA News) - Serangan-serangan udara NATO telah menghancurkan 25 tank Libya di dekat kota timur Ajdabiya dan kota barat Misrata, kata komandan operasi koalisi Minggu.
"Situasi di Ajdabiya dan Misrata khususnya sangat menyedihkan orang-orang Libya yang sedang diserang secara brutal oleh rezim (Muammar Gaddafi)," kata Letnan Jenderal Charles Bouchard, komandan operasi NATO.
"Untuk membantu melindungi warga sipil kami terus menyerang kekuatan-kekuatan mereka, dengan 11 tank hancur hari ini pada saat mereka mendekati Ajdabiya dan 14 tank hancur pada dinihari ini di pinggiran Misrata," katanya, seperti dikutip dari Xinhua-OANA.
Tembakan-tembakan senjata api mengguncang kota medan pertempuran Ajdabiya untuk hari kedua Minggu, saat pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Gaddafi meluncurkan serangan berkelanjutan setelah menarik mundur bulan lalu.
Di Misrata, kota ketiga terbesar Libya, operasi koalisi sudah menghancurkan 15 tank, sehingga jumlah tank yang hancur di kota itu menjadi 29.
NATO mengambil alih komando operasi multinasional dari Amerika Serikat pada 31 Maret.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu baru-baru ini dikecam oleh para pemberontak Libya karena serangan mereka kurang efisien dan serangan udara yang keliru kepada pejuang pemberontak.
Sementara itu menurut laporan-laporan AFP dari Benghazi, NATO melancarkan serangan udara terhadap tentara Libya di Misrata pada Minggu, kata pemberontak.
Pemberontak mengatakan serangan itu dilakukan setelah pasukan Muammar Gaddafi menewaskan sedikitnya 11 orang selama akhir pekan lalu.
Serangan itu dilakukan pada Ahad pagi, kata juru bicara pemberontak di kota benteng pertahanan tersebut kepada AFP, dengan menggambarkan bahwa langkah itu sebagai "perkembangan baik" tentang campur tangan NATO di negaranya.
"Mereka memulai serangan terhadap tentara pemerintah kemarin, di wilayah barat daya kota dan dekat pusat kota Misrata," kata juru bicara itu.
"Paginya, ada sejumlah serangan, namun kami tidak tahu sasarannya mana," katanya, dengan menambahkan bahwa delapan pemberontak tewas oleh tentara Gaddafi dan 22 pejuang lainnya cedera pada Sabtu.
Dokter di rumah sakit Misrata menyebutkan jumlah sama korban tewas kepada AFP, termasuk warga, sementara jumlah yang luka mencapai 25 orang.
Dokter itu mengatakan rumah sakitnya menerima tiga jenazah pada Minggu, dua pemberontak dan satu warga, dengan menyatakan kemungkinan ada korban tambahan di sarana kesehatan lain.
Pada Sabtu, warga menggunakan kapal untuk mengungsi dari Misrata, yang dikepung tentara Gaddafi selama satu bulan setengah, dengan mengatakan keadaan di sana sangat mengerikan.
"Tidak ada satu pun kata di kamus dapat menggambarkannya. `Bencana` saja tidak cukup," kata kapten kapal, Ali Spak, yang kapalnya berada di laut menghubungkan Misrata dengan benteng pemberontak, Benghazi.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011