Texas (ANTARA News) - Minum teh hijau dan berlatih Taichi bisa meningkatkan kesehatan tulang pada perempuan pasca-menopause serta mengurangi resiko peradangan, demikian hasil satu studi.
Studi tersebut, yang diselenggarakan oleh beberapa peneliti Laura W. Bush Institute for Women`s Health di Texas Tech University Health Sciences Center, memusatkan perhatian pada perempuan pasca-menopause dan meneliti potensi teh hijau bersinergi dengan Taichi dalam meningkatkan kekuatan tulang perempuan pasca-menopaus.
Taichi, yang berawal sebagai seni beladiri di China, adalah pelatihan tubuh-fikiran yang memanfaatkan gerakan lamban dan lembut untuk membina kekuatan dan kelenturan, serta sebagai pelatihan pernafasan dalam serta relaksasi, untuk menggerakkan "chi", atau energi penting, ke seluruh tubuh.
Temuan studi tersebut disiarkan pada Ahad (10/4) di EurekAlert.org, jejaring American Association for the Advancement of Science (AAAS).
Percobaan itu, yang dilakukan sebagai percobaan campur-tangan yang dikendalikan placebo ("seluruh porsi" studi ilmiah), melibatkan 171 perempuan pasca-menopause yang rata-rata berusia 57 tahun dan memiliki tulang yang lemah tapi tak sepenuhnya menderita osteoporosis.
Semua objek penelitian dibagi ke dalam 4 kelompok --placebo: pil kanji dan tak berolahraga Taichi; GTP atau polifenol teh hijau (500 miligram/hari) dan tanpa Taichi; Placebo ditambah Taichi (pil kanji dan berolahrga Taichi tiga kali dalam satu pekan); dan GTP ditambah Taichi.
Studi berlangsung selama enam bulan. Selama itu, sampel urin dan darah dikumpulkan dan kekuatan otot diukur.
Hasilnya memperlihatkan bahwa kelompok yang mengkonsumsi GTP --dengan ukuran yang sama dengan empat gelas teh hijau per hari-- dan keterlibatan dalam Taichi secara independen meningkatkan penanda kesehatan tulang, masing-masing, dalam waktu tiga dan enam bulan.
Dampak serupa ditemukan pada kekuatan otot selama kurun waktu enam bulan. Semua peserta yang mengikuti kegiatan olah raga Taichi juga melaporkan dampak bermanfaat yang menakjubkan dalam kualitas hidup, dalam hal peningkatan kesehatan mental dan emosi mereka.
Namun, barangkali yang paling mengagumkan ialah dampak besar yang diperlihatkan GTP dan Taichi pada penanda bilogi tekanan oksidatif. Karena tekanan oksidatif adalah isyarat utama bagi peradangan, temuan itu menunjukkan teh hijau dan Taichi diduga membantu bukan hanya mengurangi ancaman osteoporosis, tapi juga penyakit peradangan lain.
Di dalam studi tersebut, para peneliti itu mengembangkan satu model hewan (tikus betina yang berusia setengah baya). Dengan begitu, mereka dapat secara efektif mempelajari dampak konsumsi teh hijau pada perlindungan dari pecahnya mikroarsitektur tulang, kata AAAS.
Pada manusia, itu dapat mengarah kepada osteoporosis, kondisi umum pada perempuan tua. Para peneliti tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin, mengatakan apa yang telah mereka pelajari dari model hewan juga mungkin dapat diterapkan pada perempuan pasca-menopaus.
Ada "dampak yang membesarkan hati jika orang mengkonsumsi teh hijau dalam jumlah sedang pada perubahan bentuk tulang di kalangan orang yang belum terserang osteoporosis", kata pemimpin peneliti itu Dr. Chwan-Li (Leslie) Shen, asisten profesor di lembaga tersebut.
Para peneliti itu berencana untuk segera menyelesaikan studi dengan masa yang lebih lama dengan lebih memanfaatkan ukuran keahlian teknis mengenai kepadatan tulang, kata AAAS.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011