Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Sejumlah penonton World Superbike (WSBK) yang datang di Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memuji keindahan sirkuit yang memiliki nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit itu.
Ragam pujian ini datang dari sejumlah penonton yang datang jauh-jauh dari sejumlah daerah di tanah air seperti Jakarta, Riau, Batam Kepulauan Riau, Solo, Kebumen Jawa Tengah, maupun masyarakat NTB selaku tuan rumah saat berada di Sirkuit Mandalika, Sabtu.
Untung Prasetiyadi warga Kebumen, Jawa Tengah mengaku datang jauh - jauh ke Lombok dari Kebumen untuk merasakan aura menonton secara langsung ajang balap WSBK sekaligus melihat keindahan sirkuit sepanjang 4,3 kilometer tersebut.
"Kami datang bertiga dari Kebumen dengan menggunakan motor untuk menyaksikan WSBK dan melihat bentuk sirkuitnya dan ternyata keren dan pemandangannya indah," ujarnya.
Baca juga: Pindad pamerkan Maung dan MV2 di Sirkuit Mandalika
Baca juga: Menyapa Michael Van Der Mark, berdarah Indonesia dan doyan Indomie
Untung mengaku, menonton ajang balap WSBK menjadi pengalaman pertama baginya bersama teman-temannya. Apalagi Indonesia menjadi tuan rumah.
"Ini bakal seru banget apalagi lintasan Sirkuit Mandalika dekat dengan pantai sudah pasti indah banget," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Abel, penonton asal Batam, Kepulauan Riau. Dia mengaku datang tidak sendirian, namun bersama rombongan tujuh orang.
Ia mengatakan, selain ingin menonton WSBK, dirinya mengaku datang ke Lombok untuk melihat keindahan Sirkuit Mandalika.
Menurutnya, Lombok tempat yang eksotik dan menarik untuk dikunjungi wisatawan. Bahkan, dengan keberadaan Sirkuit Mandalika dirinya meyakini wisatawan yang akan datang ke Lombok akan meningkat.
"Indah pokoknya Lombok dengan Sirkuit Mandalika-nya. Apalagi keindahan Sirkuit Mandalika jauh lebih menarik dari Sepang Malaysia," kata Abel.
Baca juga: Cuaca buruk, Race 1 WSBK Mandalika diundur ke Minggu
Baca juga: Race 1 diundur, berikut ini jadwal baru WSBK di Mandalika pada Minggu
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021