digitalisasi di desa ini harus diimbangi dengan literasi digital yang memadai karena ada banyak dampak negatif
Jakarta (ANTARA) - Menteri DesanPembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan digitalisasi di desa harus diimbangi peningkatan literasi digital warga desa.
"Pengembangan desa berbasis digital penting mengingat penetrasi internet saat ini begitu luar biasa. Kendati demikian digitalisasi di desa ini harus diimbangi dengan literasi digital yang memadai karena ada banyak dampak negatif penggunaan gadget berbasis internet," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Mendes: Pembangunan desa harus berbasis data dan kebutuhan
Menurutnya, berbagai layanan administrasi desa akan lebih mudah dilakukan jika berbasis digitalisasi.
"Teknologi digital yang ada tak hanya digunakan untuk mempermudah pemerintahan desa dalam mengakses informasi terkait warga, namun juga memberikan kemudahan bagi warga untuk mengakses informasi desa seperti realisasi penggunaan dana desa dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Asli Desa (APBDes)," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa saat meresmikan desa digital di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, Sabtu (20/11).
Baca juga: Mendes PDTT puji program "Satu Miliar Satu Desa" Bupati Bogor
Saat ini, lanjut dia, desa-desa di Indonesia telah banyak mempunyai produk unggulan, baik barang maupun jasa. Dengan digitalisasi, pemasaran produk Desa Air Seruk bisa dilakukan dengan mudah.
"Saat ini jika Anda membuka market place, banyak sekali toko daring BUMDes yang memasarkan produk pertanian, kerajinan hingga layanan desa wisata. Ini tentu perkembangan yang sangat menggembirakan," katanya.
Baca juga: Mendes PDTT minta desa siap hadapi ancaman dampak perubahan iklim
Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan Desa Air Seruk adalah proyek percontohan pengembangan desa di Belitung.
Menurutnya, desa tersebut istimewa karena dikenal sebagai desa pejuang, yang pernah menjadi titik lokasi perang antara masyarakat Belitung dan Belanda.
Di samping itu, Sahani Saleh juga mengatakan bahwa desa itu memiliki warga dengan ragam latar belakang agama dan organisasi kemasyarakatan tersebut selalu berjalan harmonis tanpa adanya perselisihan.
Baca juga: Mendes: Pengembangan smart village tidak boleh gerus kearifan lokal
Baca juga: Mendes PDTT pastikan "stunting" jadi prioritas pembangunan desa
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021